Pj. Wali Kota dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar saat PSN- |
Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tingkat Kota Banjar diikuti oleh ASN perwakilan OPD serta Perwakilan Forkopimda Kota Banjar. Setiap peserta dibagi dalam beberapa Kelompok yang terbagi dalam beberapa wilayah binaan yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan. Setiap Kelompok akan melakukan pendataan jika ditemukan jentik nyamuk serta genangan air yang dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk di wilayah binaan masing-masing.
Selain itu, yang paling penting adalah edukasi kepada masyarakat tentang cara efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk melalui 3 M serta tindakan secara fisik, kimiawi, manipulasi lingkungan dan biologis untuk menghindari gigitan nyamuk.
Sebelum mengunjungi wilayah binaan, dilakukan Apel Gabungan Persiapan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk serentak yang dilaksanakan di Halaman Pendopo Kota Banjar. Apel dipimpin langsung oleh Penjabat Wali Kota Banjar.
Dalam arahannya, Pj. Wali Kota mengungkapkan bahwa Kota Banjar merupakan kota dengan angka kesakitan (insidence rate) DBD tertinggi ke 4 di Propinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus pada tahun 2024 sebanyak 387 kasus dengan angka kematian 5 kasus.
"Masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh jajaran kesehatan saja, tetapi memerlukan peran dan partisipasi kita untuk bersama-sama dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Untuk itulah hari ini kita hadir bersama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk sebagai salahsatu upaya memutus perkembangbiakan nyamuk DBD."jelas Pj. Wali Kota.
Ditemui di sela-sela kunjungan, Pj. Wali Kota berharap agar semua pemangku kepentingan agar secara rutin memberi edukasi kepada masyarakat dalam penanggulangan demam berdarah.
”Gerakan PSN Jangan hanya seremonial saja, pastikan ajari warga agar Faham pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Saya juga berharap gerakan ini tidak hanya digelar hari ini saja, namun menjadi sebuah agenda rutin untuk dilaksanakan di Kota Banjar,"harap Pj. Wali Kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifuddin,A,KS,M.Kes menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan upaya untuk memutuskan rantai penularan melalui pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
"Salah satu strategi pengendalian vektor dilakukan melalui gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri 1 minggu sekali," jelasnya.
" Yang harus diperhatikan lagi, terutama barang-barang seperti ember yang tergenang air dan ban bekas yang tergenang air," ucapnya.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada, karena menurutnya kenaikan kasus itu dimulai dari bulan Januari hingga bulan Mei naik terus dan setelah itu baru ada penurunan kemudian di bulan November tahun 2024 baru naik lagi sekitar 25 kasus dan bulan Desember turun lagi menjadi 16 kasus.
"Mudah-mudahan di tahun 2025 nanti, dengan kita giat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melaui 3 M, semoga saja dapat menurunkan angka kesakitan DBD," ungkap Saifuddin
Saifuddin berharap, dengan kegiatan ini bisa memutuskan rantai penularan DBD, karena menurutnya yang dilawan itu bukan kasus namun vektornya yang membawa virus, yaitu nyamuk. Sehingga agar tidak menjadi nyamuk maka sarang-sarangnya harus kita berantas, utamanya adalah genangan-genangan air dari barang yang sudah tidak lagi terpakai, menguras tiap minggu dan menutup kemudian mendaur ulang barang bekas atau mengubur," Jelasnya. (ASEP)
Posting Komentar