MALAKA I KEJORANEWS.COM : Pengakuan Sekertaris Desa Babulu, Vinsensius Asik terkait 42 karung beras bantuan rawan pangan yang hilang di kantor Desa tak sesuai fakta di lapangan.
Pasalnya, pengakuan sekdes adanya upaya pergantian 42 karung beras yang tidak sesuai karena ketika penyaluran bantuan beras bantuan rawan pangan tahap ketiga hanya memberi 10 kg untuk warga.
Namun, pergantian beras ini juga tidak transparan sebab masyarakat Babulu tidak mengetahui kalau adanya pergantian beras.
"Kita pertanyaan pergantian beras 42 karung ini apakah dianggarkan dari dana desa atau uang pribadi aparat desa? Karena hingga saat ini tidak informasi terkait pergantian bahkan tidak ada juga keterbukaan soal Bantuan beras 42 karung yang hilang," ujar warga Babulu, Selasa (31/12/2024)
Menurut warga Babulu, polisi wajib periksa Kepala dan Sekertaris Desa Babulu serta beberapa aparat sebagai saksi kunci hilangnya beras bantuan tersebut
Seharusnya, kata warga, Polsek Kobalima serius melakukan penyelidikan atas laporan kehilangan beras bantuan rawan pangan di ruangan kepala Desa Babulu.
"Sangat tidak memalukan dan memilukan. Bantuan pemerintah untuk masyarakat kecil dicuri di ruangan pejabat. Hingga saat ini masyarakat bertanya - tanya bagaimana beras ini bisa hilang sebanyak 42 karung di ruangan kepala Desa sementara kunci kantor Desa ada pada sekdes Babulu. Kami curiga ini pencuri ada dalam lingkaran pemangku kepentingan Desa Babulu karena pasca hilangnya beras tersebut tidak ada bekas cungkilan pada pintu bahkan tidak ada bekas apapun," ujarnya
"Misalkan beras itu digantikan kembali sesuai pengakuan sekdes Babulu, masa beras itu digantikan tapi hanya bagi 10kg per orang. Berarti diduga yang ganti tidak sampai 42 karung. Bantuan ini datang untuk masyarakat bukan untuk aparat desa. Toh kalau dia bisa hilang di kantor desa dugaan kita ini permainan kepala desa dan aparat desa. Bagaimana mungkin kunci di pegang sekertaris desa lalu kemudian beras itu bisa hilang tanpa ada bekas cungkilan di pintu. Ini sangat memalukan sejagat Maya, bantuan dari pempus untuk rakyat dicuri oknum pejabat," tambahnya
Lalu kemudian, lanjutnya, Sekertaris Desa beralibi sengaja lapor ke Polsek Kobalima seolah olah beras itu hilang karena dicuri orang tak dikenal (OTK ). Sangat tidak masuk akal.
Bahkan,kemudian Dinas terkait turun klarifikasi mereka tanpa beban akan menggantikan beras tersebut. Yang menjadi pertanyaan beras 42 karung itu dibeli pake uang pribadi atau dianggarkan dari DANA Desa, kalau dari dana Desa maka ini menjadi temuan.
"Sehingga Inspektorat Malaka tidak boleh duduk diam dengan persoalan ini. Beras bantuan ini soal urusan perut rakyat ko bisa dicuri dalam ruangan kepala desa tanpa adanya bekas apa2. Ini bukan pencuri dari luar. Tapi pencuri dalam rumah. Kalau pencuri dari luar tentu dia panik dan beras ada bekas cungkilan di pintu dan lain sebagainya. Apa lagi kantor desa berhadapan langsung dengan rumah warga. Pencuri dari luar tentu tidak berani," pinta dia
Mirisnya pada saat pembagian masyarakat minta untuk sisa beras 42 karung dibagikan kepada duda dan janda lansia yang belum terima Sekertaris tanpa beban mengatakan dihadapan masyarakat bahwa sisa beras bantuan itu untuk kasih makan babi.
Padahal aturannya jelas beras bantuan rawan pangan tidak boleh diperjualbelikan apa lagi sampai pake kasih makan babi ini hal yang sangat fatal.
" Pasti ada kongkalikong di tubuh pemerintah desa Babulu untuk menghilangkan bantuan beras rawan pangan ini. Untung saja masyarakat mengadu ke dinas kalau tidak pasti ini persoalan bau busuk tidak akan tercium ke publik," tutupnya.
(Guntur)
Posting Komentar