Bupati Abdul Haris saat Melihat Isi Museum - |
Dalam peninjauan tersebut, Abdul Haris mengungkapkan kekagumannya terhadap sejarah memorial yang tersimpan di dalam museum.
Ia menyatakan penting untuk mengabadikan kenangan masa lalu, khususnya budaya dan peristiwa di Anambas, agar dapat dilihat oleh khalayak ramai.
“Luar biasa Museum Perbatasan, sejarah-sejarah yang ada dari zaman dahulu hingga sekarang dapat ditemukan di sini. Museum merupakan tempat penyimpanan memori masa lalu agar kesejarahan tidak terlupakan dan tetap dikenang oleh generasi mendatang,” kata Abdul Haris.
Bupati berharap agar Museum Perbatasan Desa Tiangau dapat menambah koleksi memorial yang bisa dilihat dan dikenang masyarakat, serta semakin maju di masa depan.
“Semoga Museum Perbatasan Desa Tiangau semakin berkembang, sehingga generasi penerus dapat mengetahui memori dari zaman dahulu, dan sejarah tetap ada serta terus dikenang sepanjang masa,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Anambas, Effi Sjuhari, mengungkapkan kehadiran Museum Perbatasan Desa Tiangau selalu mendapatkan dukungan dari pemerintah sebagai bentuk kepedulian terhadap sejarah di Anambas.
“Kami akan terus mendukung satu-satunya Museum Perbatasan di Anambas dengan menyiapkan legalitas ke pusat, membantu perlengkapan furnitur, serta berbagai hal lain yang dapat membuat museum ini menjadi lebih baik dan tetap ada sepanjang masa,” kata Effi.
Pada kesempatan yang sama, Pengurus Museum Perbatasan Desa Tiangau, Hedtiandri, menjelaskan museum ini baru berdiri pada tahun 2023. Koleksi barang-barang dan kenangan di dalam museum merupakan milik pribadi serta warga lokal Desa Tiangau.
“Museum Perbatasan Desa Tiangau baru berdiri selama satu tahun. Ini adalah inisiatif dari kami sendiri, dan barang-barangnya berasal dari masyarakat sekitar, tanpa kontribusi dari luar. Kami bersyukur atas dukungan pemerintah terhadap apa yang kami buat, semoga Museum Perbatasan ini bisa bermanfaat bagi semua,” ujar Hedtiandri.
Yuni S
Posting Komentar