Pelatihan ini meliputi berbagai teknik pengelolaan, mulai dari pengenalan siklus hidup maggot, teknik pemeliharaan, hingga cara mengolahnya menjadi produk bernilai jual. Maggot tidak hanya cepat berkembang, tetapi juga memiliki nilai ekonomis tinggi, yang menjadikannya peluang usaha potensial.
Budidaya maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), dipilih karena kemampuannya dalam mendaur ulang limbah organik dan menjadi pakan ternak, seperti unggas dan ikan yang merupakan salah satu bahan pangan.
Kepala Lapas Banjar, Amico Balalembang, menyampaikan bahwa program ini bertujuan mendukung ketahanan pangan sekaligus membantu kemandirian warga binaan.
“Kami ingin agar warga binaan tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga mendapatkan keterampilan yang dapat mereka gunakan setelah bebas. Budidaya maggot ini dipilih karena selain memiliki potensi pasar, juga tidak membutuhkan modal besar untuk memulainya,” tuturnya.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan keterampilan praktis kepada warga binaan, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan sumber pakan alternatif yang berkelanjutan.
" Semoga saja, melalui keterampilan budidaya maggot, para warga binaan didorong untuk hidup mandiri, produktif, dan berkontribusi bagi masyarakat," ucap Amico Balalembang.
(ASEP)
Posting Komentar