Peran Geopark dalam Pelestarian Alam dan Budaya Lokal


Peran Geopark dalam Pelestarian Alam dan Budaya Lokal

Geopark Nasional Batu Kasah/ foto : Disparbud Natuna-
NATUNA| KEJORANEWS.COM : Geopark Nasional Batu Kasah , yang terletak di Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna, merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan geologi. Taman Bumi ini memperoleh predikat Geopark Nasional pada bulan Maret 2023 lalu dengan penetapannya tertuang dalam surat keputusan  Menteri ESDM Nomor 61.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang penetapan warisan Geologi (Geoheritage) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.


Geopark Nasional Batu Kasah memiliki warisan geologi yang merupakan bebatuan  granit yang berumur ±125 – 65 juta tahun yang lalu. Beberapa diantara bebatuan ini terdapat xenolit atau bebatuan asing yang tertanam didalamnya. Potensi luar biasa ini menempatkan Batu Kasah sebagai kandidat kuat untuk menjadi UNESCO Global Geopark.


Dalam wawancara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Natuna, Hardinansyah, berpendapat bahwa pengembangan Geopark Nasional Batu akasah bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga untuk pelestarian alam dan budaya, peningkatan kerjasama regional dan internasional, serta sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat. Melihat beberapa geopark di Indonesia yang semakin dekat untuk mendapat predikat tersebut seperti Geopark Kebumen, pengakuan UNESCO Global Geopark untuk Batu Kasah akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dalam hal pengelolaan dan konservasi geopark.



Untuk mewujudkan UNESCO Global Geopark, strategi pengembangan Geopark Batu Kasah diupayakan mengadopsi Model Pentahelix, yang melibatkan lima elemen utama, yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan sinergi yang kuat dalam pengembangan dan promosi geopark.


Bagaimana sistematika model kolaborasi pentahelix?


Model kolaborasi pentahelix berupaya mendorong sektor pariwisata dan sistem kepariwisataan dengan meningkatkan peran business, government, community, academic, and media untuk menciptakan nilai manfaat kepariwisataan serta keuntungan dan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. (Edoardus, 2020). Berikut merupakan stakeholder yang berkolaborasi dalam pengelolaan Batu Kasah.


• Pemerintah


Dalam kolaborasi ini, pemerintah diharapkan menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan geopark, serta menyediakan infrastruktur dan fasilitas dasar yang diperlukan. Stakeholder seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) juga harus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program pengembangan geopark.


• Swasta


Peran pihak swasta adalah sebagai pihak yang membantu pengelolaan dalam mengembangkan produk dan layanan wisata yang berkelanjutan. berinvestasi dalam infrastruktur pariwisata dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu, pada Geopark Nasional Batu Kasah, pihak swasta dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk pemeriksaan lahan kepemilikan yang termasuk ke dalam situs geologi agar dapat dimanfaatkan.


• Akademisi


Akademisi berperan membantu meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola dan menjaga warisan geologi Batu Kasah. Kehadiran peran akademisi penting dalam melakukan penelitian dan mengembangkan program pendidikan yang terkait dengan geopark, seperti dalam pengelolaan Geopark Nasional Batu Kasah yang melibatkan Geolog Universitas Indonesia untuk melaksanakan studi geologi dan kajian ilmiah di Geopark dan menyediakan data geologi dan informasi teknis.


• Komunitas


Komunitas lokal diberdayakan melalui program peningkatan kapasitas dan edukasi tentang pentingnya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam. Partisipasi aktif masyarakat akan meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap geopark. Seperti kelompok Sadar Wisata yang bergerak dalam bidang ekowisata Cemaga,Kecamatan Bunguran Selatan.


• Media


Peran media sangat penting dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang keunikan dan pentingnya Geopark Batu Kasah. Salah satu penyebaran informasi terkait Geopark yang dikelola Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Natuna, menunjukkan keterlibatan stakeholder media. Kampanye melalui media sosial dan platform digital lainnya akan membantu mempromosikan geopark ke audiens yang lebih luas.


Transformasi Geopark Batu Kasah dari tingkat nasional ke global melalui penerapan Model Pentahelix menunjukkan bahwa kolaborasi multi-sektoral dapat menjadi kunci sukses dalam menjaga dan mengembangkan geopark. Dengan strategi yang tepat, Geopark Batu Kasah tidak hanya akan menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pengelolaan geopark yang berkelanjutan di Indonesia. Kombinasi pemangku kepentingan pentahelix  seperti pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media menciptakan sinergi yang kuat dalam menjaga keunikan dan kekayaan alam serta budaya Batu Kasah dalam pengembangan geopark. Hal tersebut juga dapat membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat setempat.



Referensi:

 Dinas Pariwisata Natuna, Batu Kasah situs Geopark Nasional



(Dayat/Lipsus)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama