Asril Masbah- |
Dikumandangkannya lantunan setiap bait syair oleh Asril Masbah membuat yang hadir terdiam sunyi lantaran puisi yang berjudul Nakhoda Selat itu agak kritis namun konstruktif.
"Puisi itu saya tulis pada tahun 2023 lalu dan telah dimuat dari berbagai media lokal maupun nasional, puisi ini agak kritis namun konstruktif", kata Asril saat ditemui oleh awak media ini. Jumat, (09/02/2024).
Dalam hal ini, Asril Penyair Kepulauan Anambas yang telah beberapa kali tampil di even nasional, menjelaskan bahwa Puisi Nakhoda Selat yang dibawakannya itu, mengandung makna filosopi bagaiman etik dan mental sebagai seorang pemimpin.
" Mengitari selat, sinis pada angin dan mendendam pada badai, " ungkapnya dalam bait- bait puisi yang dibacakannya ketika tu.
Dalam bait lainnya, dia menyebutkan juga bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki keberanian dalam mengambil keputusan, melakukan terobosan, maka tidak akan mendapatkan efek yang signifikan dari jabatan dan kewenangan yang dimiliki.
"Haluan tak ke tengah lautan, hanya mengitari selat, dangkal dan kering. Menangkul sampah- sampah yang hanyut dan ampas- ampas minyak yang jadi limbah", ucapnya.
Pembacaan puisi oleh Masbah ini diakhiri dengan tepuk tangan oleh para tamu undangan yang hadir.
sebelumnya dirinya juga tampil beraksi di bali, mewakili Provinsi Kepri di Pentas Puisi Bali, PERRUAS Indonesia tahun 2022 dan pada akhir tahun yang lalu, tepatnya pada 29 Desember 2023, dia juga membacakan syair di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Yuni S
Posting Komentar