Kabag Ekonomi dan SDA Kabupten Natuna, Wan Syazali saat diwawancara Wartawan |
“Konversi ke gas LPG akan menghilangkan subsidi minyak tanah. Dan masyarakat masih bergantung pada Mitan, dengan jatah terbatas 2 liter per KK/Minggu. Jika dikonversi dikhawatirkan masyarakat tdak mampu membeli gas karena tidak ada gas melon di Natuna, yg ada gas 12 kg dan 5 kg. Harga gas mahal di Natuna, yg 12 kg mencapai 270 per tabung, sehingga tdk terjangkau oleh masyarakat,” kata Syazali saat diwawancarai awak media di kantor DPRD Natuna, Kamis(19/10/ 2023).
Menurut Syazali, perlu ada survei dan pemahaman soal konversi gas LPG kepada masyarakat sebelum dilakukan konversi Minyak tanah ke Gas.
“Di sini masih banyak sabut, kayu, dan tempurung, setetes minyak tanah saja, mereka sudah bisa masak,” tambah Syazali.
Namun jika masyarakat menghendaki konversi, Pemerintah daerah dapat mengusulkan kepada Pemerintah pusat.
“Kalau masyarakat kita mau konversi gas LPG, tinggal kita ajukan ke kementerian ESDM,” Syazali.
Kabag Ekonomi dan SDA Natuna, Wan Syazali juga menyebutkan tantangan transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi pasokan gas LPG ke Natuna.
“Karena daerah kita ketika musim utara kapal-kapal tidak bisa berlayar, ini juga menjadi kendala."
Di provinsi Kepri tinggal Kabupaten Natuna dan Anambas yang belum mengkonversikan gas LPG.
“Jika sudah di konversikan ke gas LPG, maka harga minyak tanah akan mahal, karena sudah tidak disubsidikan lagi,” tutupnya.
(Piston)
Posting Komentar