Harga Tinggi Bukan Jaminan Kualitas, Pekerjaan Jalan Langkapsari Ciamis, Bobrok


Harga Tinggi Bukan Jaminan Kualitas, Pekerjaan Jalan Langkapsari Ciamis, Bobrok

Salah satu warga saat melihat lokasi  pekerjaan
Rekonstruksi Jalan Langkapsari - Tanjungsari

CIAMIS I KEJORANEWS.COMFenomena Lelang Satu Paket satu penawar di Kabupaten Ciamis menandakan sebagian besar Pengusaha Kontruksi Ciamis sudah tidak berminat ikuti kompetisi lelang. 


Namun, hal tersebut menjadi sebuah keuntungan tersendiri untuk pelaksanaan pekerjaan.


Sekretaris Dinas PU Ciamis, Hilman Nuryadin mengatakan,  dalam proses lelang, jika hanya satu penawar saja, proses akan lebih cepat, dan harga juga akan lebih terjaga.


"Proses lelang akan lebih cepat, karena tidak akan ada yang menyanggah, harga juga tinggi, fokus di pelaksanaan kualitas yang dipertahankan, kalau masalah kurang peminat itu, gak tahu kurang peminatnya, tapi yang daftar banyak yang nawar hanya satu,"ungkapnya, saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.


Hilman mengaku, dari banyaknya Paket Dinas Pu yang dilelangkan, 90% adalah paket pekerjaan jalan, namun dirinya membantah, jika itu yang menimbulkan pengusaha kurang meminati.


"Ya belum gak juga hadir gak minat, mungkin ada hal lain,"jelasnya.


Menanggapi hal itu, Rohman, ( 36 tahun) warga asal Banjaranyar, Ciamis dan juga pemerhati Kontruksi menilai, tak semua harga penawaran yang tinggi akan menjadikan kualitas pekerjaan bagus. Ada beberapa pekerjaan yang dianggap asal asalan, salah satunya pekerjaan Rekonstruksi Jalan Langkapsari - Tanjungsari.


"Kita ambil contoh, pekerjaan rekonstruksi jalan Langkapsari - Tanjungsari dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Dan Pertanahan Kabupaten Ciamis yang dilaksanakan oleh CV. Indonusa Priangan dengan nilai Rp3 miliar lebih, ini penawar tunggal, dan harga sangat bagus, namun nyatanya kualitas pekerjaan jelek,"ungkapnya 


Seharusnya, lanjutnya, secara teori jelas sama, dengan harga yang tinggi akan menjaga kualitas pekerjaan, namun dalam pekerjaan tersebut malah terbalik, kualitas pekerjaan dianggap bobrok. 


"Salah satunya yakni pekerjaan pasangan TPT, saya lihat ada beberapa titik pekerjaan tidak menggunakan pondasi, selain itu, dari pasangan yang tingginya kurang lebih 3 meter. Harusnya ada kemiringan 15-20 CM itu untuk menjaga daya tahan guling dan kekuatan konstruksi, namun nyatanya tidak ada, apalagi pasangan tersebut di bawah tebing sungai, takut nya akan mudah terkikis dan tergerus oleh aliran air,"jelasnya.


Menurut Rohman, Pihak Dinas Harus lebih Intens dalam pengawasan, jangan sampai kecolongan dengan pengusaha yang nakal dan mengakali pekerjaan di lapangan.


"Ini harus dievaluasi lagi, indikasinya sudah jelas, dari tidak adanya pondasi sudah menandakan kekurangan Volume pekerjaan dan kualitas pekerjaan buruk, artinya pekerjaan tersebut bobrok,"pungkasnya. 

(AO).


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama