 |
| Samuel Masyarakat Desa Lakekun- |
Hal tersebut disampaikan oleh Semuel kepada media ini saat ia bersama sejumlah media memantau di daerah saluran irigasi tersebut, Senin (20/3/23).
" Walaupun sudah dialiri air lewat irigasi bagian jalur kiri Kobalima, namun sawah kami masih tidak dapat air. Disebabkan para petugas yang ditugaskan di pintu air masing- masing tidak mengontrol aliran air. kami warga juga menilai bahwa para petugas yang jaga pintu air, sebenarnya tidak tahu akan wilayah persawahan. Kebanyakan petugas lebih berdominan orang Foho jadi otomastis mereka tidak tahu wilayah mana yang harus di aliri air, jangankan itu, mereka juga kurang paham terkait perkerjaan lahan sawah itu seperti apa, " terang Semuel.
Semuel berharap Pemerintah provinsi benar- benar tegas terhadap para petugas yang bertugas di wilayah irigasi Kabupaten Malaka.
" Air irigasi ini memang kewenangan provinsi, namun tidak menutup kemungkinan untuk dinas terkait yang berada di Kabupaten Malaka tercinta ini, untuk berupaya mencari solusi guna mengatasi keluhan kami masyarakat. Program pemerintah yaitu Swasembada pangan. Mana kita menyanyi swasembada pangan tapi kenyataan di lapangan masyarakat mengeluh karena terancam gagal tanam, ini kan sama dengan Nol, " tandas Semuel.
Di tempat yang sama, petugas penyuluhan Kabupaten Malaka MHS juga mengakui bahwa memang benar masyarakat khususnya Wesalin, Aubot, dan Wemalirin di tahun ini akan mengalami gagal tanam karena sesuai pantaunya di daerah persawahan yang disebutkan itu banyak lahan yang baru dibajak, dan ada juga yang sudah tanam, namun kekurangan air, sehingga tanaman padi kelihatan sudah menguning daun dan batang, tapi tidak berbuah, " jelas MHS.
(Jolly)
Posting Komentar