Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda- |
7 WK migas yang telah berproduksi, terletak di sebelah barat Kepulauan Natuna. WK tersebut adalah Cakalang yang dioperatori Lundin Cakalang B.V, Kakap yang dioperatori Star Energi (Kakap Ltd), Natuna Sea Block “A” dengan operator Premier Oil Natuna Sea B.V, Northwest Natuna oleh Santos Netherlands B.V, Sembilang oleh PT Mandiri Panca Usaha, South Natuna Sea Block B oleh ConocoPhillips Inc dan Udang Block oleh Pertamina EP.
Sementara 10 WK yang masih dalam tahap eksplorasi, terletak di bagian Timur dan Utara. Salah satu WK di bagian Utara Natuna yaitu Blok Tuna, telah berhasil ditemukan cadangan. Namun untuk pengembangannya harus terintegrasi agar ekonomis.
Menanggapi mengenai Strategi Pengembangan Migas di Natuna tersebut, Pemerintah Kabupaten Natuna menyambut positif hal itu. Wakil Bupati Natuna Rodial Huda di Ranai mengatakan, Pemerintah Kabupaten Natuna mendukung sepenuhnya, Pengembangan Wilayah Kerja Migas di laut Natuna.
" Kami mendukung sepenuhnya Pengembangan Wilayah Kerja Migas di laut Natuna dengan telah di tetapkan Blue Sky Gas sebagai pengelola Blok Gas Alam di wilayah Kerja Paus, di lepas Pantai Natuna Timur yang memiliki potensi 2,4 Trilyun Cubn Feet (CFT), " kata Rodial saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (5/1/2023).
Sementara itu terkait pengembangan Blok East Natuna, diketahui bahwa sejak Januari 2016, konsorsium pengelola blok tersebut yaitu PT Pertamina, PTT Thailand dan ExxonMobil, tengah melakukan studi mengenai pengembangan potensi gasnya. Untuk mempercepat produksi, maka akan dilakukan pengembangan minyak buminya terlebih dahulu.
Terkait hal ini kata Wabup Natuna, Pemerintah Kabupaten Natuna akan berupaya memperjuangkan Participating of Interest(PI)10% Migas, setelah Plan of Devolopment (POD) perusahaan Migas asal Inggris yakni Primiere Oil yang beroperasi di Blok Tuna peraian Natuna disetujui Kementerian ESDM.
"Terkait PI dari Premiere oil Pemerintah Kabupaten Natuna menunggu penawaran PI secara resmi dari Premiere Oil serta menunggu petunjuk dari SKK Migas," imbuh Rodial.
Menurut Rodial langkah yang diambil Pemkab Natuna dalam upaya memperoleh Participating of Interest Migas adalah dengan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang Migas.
"Terkait Upaya Pemerintah Kabupaten Natuna untuk memperoleh PI Migas saat ini tengah dirintis pembentukan BUMD Migas yang akan mengelola PI dan mendapat supervise dari Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi terbarukan (ADPMET)," ujarnya.
Kontrak kerja sama pengembangan minyak di Blok East Natuna masih dalam persiapan dan diharapkan dapat ditandatangani secepat mungkin. Diharapkan dalam waktu 3 tahun, blok tersebut sudah dapat memproduksi minyak yang diperkirakan sekitar 7.000-15.000 barel per hari.
Pemerintah Kabupaten Natuna berharap dengan adanya aktifitas eksplorasi migas di Laut Natuna akan dapat menyerap tenaga kerja tempatan, pembangunan shore base di Natuna, pembukaan perwakilan KKKS Migas di Ranai serta kian meningkatnya DBH Migas, CSR dan penerimaan daerah lainnya.
"Kita berharap akan berdampak positif bagi Natuna, terutama dibidang perekonomian, ketenagakerjaan dan bidang lainnya, bagi kemajuan daerah kita," tambahnya.
Pengembangan Kepulauan Natuna merupakan salah satu prioritas Presiden Jokowi untuk memajukan wilayah terluar, pulau terdepan dan kawasan perbatasan di Indonesia. Presiden menyadari, wilayah terluar Indonesia berperan sebagai gerbang kedaulatan negara.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Natuna akan melakukan audiensi ke Ditjen Migas untuk mendapatkan gambaran aktual pengembangan Migas Natuna kedepan sesuai percepatan Migas yang dirancangkan Presiden RI.
"Secepatnya kita akan melakukan audiensi ke Ditjen Migas, agar segera kita dapatkan gambaran langsung, seperti apa pengembangan Migas Natuna kedepan," tandas Rodial.
(Piston)
Posting Komentar