Balai desa Penpen, Cirebon- |
Jaja, Ketua Ormas Barisan Muslim Indonesia ( Basmi) Kecamatan Mundu menyampaikan bahwa perkataan oknum LPM yang dengan nada keras tidak bersahabat itu dan terkesan melecehkan dirinya dan kawan -kawan media.
" Ucapan oknum LPM desa Penpen itu serasa mengkerdilkan dan merusak marwah kami dari Ormas Basmi, sekaligus teman-teman media, karena kami datang ke Kantor Desa hanya ingin bertemu Kuwu dan menanyakan perihal kemungkinan pihak desa yang akan membangun kafe di lahan desa. Kami datang kan menjalankan tugas dan fungsi kami, sebagai masyarakat dan pengawas kebijakan aparat desa," ucapnya dengan nada kesal.
Hal senada diungkapkan oleh Yanto awak media kejoranews.com yang berada di lokasi saat kejadian tersebut.
" Awalnya saya melintas ke Desa Penpen dan di situ teman-teman aliansi sudah ada di depan kantor desa, salah satu dari aliansi tersebut memanggil saya, akhirnya saya menghampiri rekan-rekan, dan saya menanyakan ke anggota LPM berinisal R. Saya tanya, " Pak Kuwu (Kades) ada nggak Pak , langsung dijawab dengan nada tinggi. Jawab dia " Pengen apa nanya-nanya Kuwu," dan yang lebih tidak enak didengar saat Jaja, Ketua Ormas Basmi mencoba mendinginkan suasana dengan meminta kopi ke oknum R itu. R menjawab " itu pake air kobokan. Perbuatan oknum R itu saya rasa sangat tidak menghormati profesi saya sebagai wartawan, " ujar Yanto menerangkan.
( Tim)
Posting Komentar