Gubernur Kepri (Tengah) |
KEPRI I KEJORANEWS.COM : Salah satu penyebab terbesar inflasi di Kepri adalah volatile food yang salah satunya adalah cabai merah. Saat ini untuk memenuhi kebutuhan cabai di Kepri, masih harus bergantung dengan pengirim dari daerah lain.
"Karena cabai merah itu sulit dicari subtitusinya, untuk jangka pendek kita dorong supaya warga memanfaatkan perkarangan rumah menanam cabe, sehingga kebutuhan keluarga nantinya bisa terpenuhi," terangnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad usai menghadiri langsung pengarahan Presiden Republik Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo, di ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center. Kamis, (29/09/2022)
Lanjutnya, langkah lain yang akan dilakukan Pemprov Kepri untuk mengatasi kebutuhan bahan pangan di dalam Kepri adalah dengan perluasan lahan tanam cabe dengan jumlah total 227 Hektar di seluruh Provinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2023 akan dilakukan perluasan lahan dengan alokasi sementara yaitu Bintan 40 hektar, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga 20 hektar, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang 5 hektar.
Adapun langkah cepat lain yang gencar dilakukan Pemerintah Provinsi Kepri untuk menahan laju inflasi adalah dengan menggelar operasi pasar secara rutin di berbagai daerah di Kepri. Dan juga sudah mengeluarkan Surat Edaran yang menginstruksikan agar penyesuaian tiket kapal sebagai imbas kenaikan harga BBM tidak lebih dari 20 persen.
"Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaga kemampuan masyarakat menjangkau harga tiket kapal sebab sektor transportasi juga merupakan salah satu penyumbang inflasi tertinggi di Kepri," tutupnya.
Suasana Kegiatan |
Berikutnya, pada pertemuan terdapat tiga poin dalam pengarahan Presiden RI, diantaranya mengenai pengendalian inflasi di daerah, tindak lanjut aksi afirmasi bangga buatan Indonesia dan pembahasan mengenai pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Kondisi dunia saat ini sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Rentetan peristiwa global mulai dari pandemi Covid-19 hingga invasi Rusia ke Ukraina membuat banyak gejolak yang berdampak pada krisis energi dan krisis pangan.
Presiden RI meminta semua pihak berhati-hati dan waspada terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi dunia. Menurutnya, kondisi tahun depan akan gelap dan tidak bisa dikalkulasikan seperti apa kondisi sulit yang akan dihadapi.
"Momok terbesar semua negara saat ini adalah inflasi kenaikan barang dan jasa, inflasi di semua negara yang biasanya satu persen sekarang sudah delapan, sudah sepuluh persen," terangnya.
Lanjutnya, jika semua pihak harus bersatu dan kompak mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, sampai ke bawah pemerintahan tingkat desa. Juga kementerian dan lembaga harus terus bersinergi. Contohnya kekompakan dan persatuan saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia bisa membuat penanganan pandemi Covid-19 bisa dilakukan dengan baik.
Untuk mengendalikan inflasi, Presiden RI menginstruksikan agar seluruh kepala daerah memantau secara harian fluktuasi harga pangan di daerah masing-masing. Termasuk dengan memerhatikan pasokan dan kebutuhan beberapa bahan pangan yang paling signifikan berpengaruh terhadap inflasi.
"Tugas saudara-saudara bagaimana mengajak para petani untuk menanam ini kalau di daerah saudara-saudara harganya tinggi," tutup Kepala Negara.
Usai mendengarkan pengarahan dari Presiden RI, Gubernur Kepri secara gamblang akan segera menindaklanjuti arahan tersebut untuk diterapkan di Provinsi Kepulauan Riau agar inflasi di Kepri dapat terus terjaga.
Pemprov Kepri
Editor:
Andi Pratama
Posting Komentar