Tribun Sepak Bolla Desa Adiluhur- |
Bangunan tersebut dibangun dengan volume 5 meter lebarnya dan panjang 10 meter. Padahal bangunan itu masih sekitar berumur 3 tahun , namun sudah mengalami keretakan di sisi kanan dan kirinya, bahkan di sisi atas lantai kanan serta kiri tempat duduk penonton pun sudah banyak yang retak. Bisa disebut retak seribu.
Bangunan tersebut ditakutkan akan runtuh, sehingga sangat membahayakan penonton jika ada pertandingan atau masyarakat yang sekedar istirahat di bangunan itu.
Mengenai hal itu, Kepala Desa Adiluhur Budiono mengatakan bahwa bangunan tribun itu dibangun menggunakan APBDdes oleh Kepala Desa Adiluhur yang lama, berinisial M.
"Saya, selaku kepala desa yang baru enam bulan menjabat, insya Allah ke depannya secepat mungkin berupaya untuk membenahi bangunan tersebut . Memang sangat disayangkan bangunan itu sebab telah menelan puluhan juta rupiah, kok sudah pada retak dan saya belum tahu pasti penyebab keretakan itu sendiri," ungkapnya.
"Sekali lagi saya tegaskan, bila bagi kawan -kawan media telah menemukan hal itu, bukan saya melarang dan bukan saya menyuruh. Ya silakan saja tapi itu bukan pekerjaan para perangkat saya, karena perangkat yang saat ini masih baru, sedangkan pekerjaan itu dibangun tahun 2019 berarti dikerjakan perangkat lama dan mantan Kades, " terang Budi.
Lanjutnya, "ya selaku kepala desa, saya berharap pihak terkait untuk agar mengevaluasi bangunan tersebut dan saya mengimbau kepada pemuda serta seluruh Warga Desa Adiluhur untuk berhati -hati serta waspada bila berada di tribun tersebut. Karena dampak keretakan itu sendiri dapat membahayakan," ucapnya lagi.
Salah satu pemuda Desa Adiluhur yang enggan disebutkan nama aslinya, sebut saja Sukro. Ia berharap agar bangunan itu segera diperbaiki.
" Jangan hanya bisa membangun tapi mutu pembangunannya tidak ada sama sekali, seharusnya, ketika melakukan pembangunan yang paling utama harus menjaga atau mengutamakan kualitas agar pembangunan kuat dan kokoh. Terlihat jelas pembangunan tersebut kesannya hanya menghamburkan uang rakyat serta patut kita duga ajang korupsi, ' ucapnya.
Terkait pemberitaan ini, tim media ini berkunjung ke rumah mantan kepala desa guna konfirmasi, namun beliau posisi tidak ada di kediamannya dan ketika menghubungi nomor handphonenya, yang diberi tetangganya sudah tak aktif dan nomor WhatsApp ternyata salah sambung.
(Gusmanto/Yusri)
Posting Komentar