Minyak Goreng Langka di Natuna, ini Penjelasan Kadisperindag


Minyak Goreng Langka di Natuna, ini Penjelasan Kadisperindag

Marwan Sjah Putra, Kadisperindagkop Nattuna-
NATUNA | KEJORANEWS.COM :  Sudah hampir satu minggu masyarakat Natuna terutama yang berada di pulau Bunguran Besar kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng. Jangankan untuk mendapatkan minyak goreng bersubsidi namun minyak goreng satu hargapun sulit ditemui. Saat ini harga minyak goreng untuk kemasan 09 ML dan 1 Lt mencapai Rp.25 ribu, kemasan 1,8 ML dan 2 Lt mencapai Rp.40 rb, sedangkan untuk kemasan jurigen 4,5 ML dan 5 Lt mencapai  Rp.120 rb hingga Rp.150 rb.

 

Kondisi ini dikeluhkan oleh para ibu rumah tangga, seperti disampaikan oleh Baniah dan Purwati. Baniah yang biasa berjualan kripik pisang kini terpaksa berhenti berjualan karena selain harganya yang tinggi juga sulit didapat.

 

" Sudah tidak mampu mau jualan kripik pisang, gak ada untung lagi mau jualan, minyak gorengpun susah didapat," ujar Baniah, Jum'at (11/03/2022).

 

Hal itu juga diaminkan oleh Purwati pemilik warung makan sarapan pagi di kawasan Batu Kapal Kelurahan Ranai. Untuk sementara ia terpaksa menutup usahanya, karena kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng.

 

"Sudahlah mahal,langka pulak, tutup dulu jualan, semua serba mahal, gas mahal, minyak tanah cuma dapat 2 liter seminggu, apa lagi yang mau kami buat," keluh Purwati.

 

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Natuna  menurut keterangan Kepala Dinas Perindustrian Pedagangan Koperasi Usaha Mikro (Disperindagkop UM) Natuna Marwan Sjah Putra, terjadi dikarenakan kapal barang yang biasa membawa kebutuhan sembako masyarakat Natuna, masih belum tiba di Ranai.

 

" Kapal kapal barang itu kan baru sekitar seminggu lewat dari Natuna, nah saat ini posisi masih berada di Tanjung Pinang, kalau kapal sudah masuk insha Allah stok minyak goreng ada lagi," jelas Marwan di Ranai, Jum'at (11/03/2022).

 

Menanggapi mahalnya harga jual minyak goreng nonsubsidi yang saat ini dikeluhkan oleh masyarakat, tambah Marwan adalah hal yang wajar.

 

"Itu adalah hukum perdagangan, dimana saat barang langka permintaan tinggi, maka harga akan naik, " tambahnya.

 

Sedangkan terkait minyak goreng subsidi satu harga yang ditetapkan Pemerintah, diperkirakan untuk Natuna harganya berbeda mengingat tingginya biaya transportasi ke daerah ini.

 

Pihak Disperindagkop UM Natuna imbuh Marwan juga telah menyurati Kementrian Perdagangan terkait permasalahan kelangkaan minyak goreng dan penetapan minyak goreng 1 harga.

 

" Karena tingginya biaya transportasi pengakutan ke Natuna, sementara pemerintah tidak menanggung biaya transportasi, maka kita masih akan mempertimbangkan harga yang layak untuk minyak goreng satu harga," jelas Marwan.

 

Kapal pengangkut sembako diperkirakan akan tiba di pelabuhan Penagi pada hari Senin pekan depan dengan membawa minyak goreng. Diperkirakan barang baru akan dibongkar dari kapal pada hari selasa atau  Rabu. 




(Piston)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama