LINGGA I
KEJORANEWS.COM : Bupati Lingga, Muhammad Nizar mendukung kegiatan Pelatihan
Tudung Manto bagi Tenaga Kerja Mandiri Tahun 2022, yang digelar oleh Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lingga di Gedung
Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, Senin (07/03/2022). Bahkan dia
menargetkan, selama periodenya memimpin bersama Neko Wesha Pawelloy harus
tercetak 100 pengrajin Tudung Manto.Bupati Lingga, Muhammad Nizar -
"Saya hadir
memberikan support dan dukungan untuk kegiatan ini, daripada para pengrajin
dari teman-teman Disnakertrans dan Dekranasda. Mudah-mudahan pengetahuan ini
nantinya bermanfaat," kata Nizar.
Kegiatan ini, kata
dia memang fokus pada pelestarian warisan budaya melayu, yang sudah
turun-temurun. Oleh karena itu patut dipertahankan dan lestarikan, mengingat
Tudung Manto juga sudah mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang mutlak
berasal dari Kabupaten Lingga.
"Upaya-upaya
ini memang perlu kita lakukan, agar warisan ini tidak hilang. Mudah-mudahan
dengan hadir pengrajin yang pada pelatihan ini 10 orang ditambah yang sudah ada
belasan orang, rencana kita bersama tercapai. Karena target saya itu harus ada
100 orang pengrajin selama periode Nizar-Neko," jelas dia.
Apalagi, rencana
pemerintah daerah ingin menjadikan rekor muri dengan kegiatan pemakaian 1000
Tudung Manto. Namun hal ini perlu dimatangkan lagi, dengan hadirnya
pengrajin-pengrajin dalam membuat Tudung Manto.
"Terima kasih
kepada Disnakertrans yang telah bersama-sama, dalam giat melestarikan warisan
budaya ini. Dan selamat kepada pengrajin yang hari ini hadir, semoga
bermanfaat," papar dia.
Plt Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lingga, Sabirin mangatakan kegiatan
pelatihan diselenggarakan selama 15 hari, dimulai dari tanggal 7 - 21 Maret.
Dengan harapan, pelatihan-pelatihan selanjutnya bisa digalakkan ke desa-desa
yang ada di Kabupaten Lingga.
Salah satunya, Desa
Berhala desa-desa yang memiliki potensi pariwisata dekat perbatasan Provinsi
Jambi. Dan dipastikan banyak pengunjung dari Jambi yang berlibur. Tentunya
kehadiran Tudung Manto bisa menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Lingga yang bisa
mereka bawa pulang sebagai buah tangan.
"Kegiatan ini
perlu kita laksanakan sebagai bentuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal
dan ciri khas daripada bunda tanah melayu. Jadi tidak hanya tekat Tudung Manto,
juga kegiatan menenun nanti, seperti Kain Talepok," ujar Sabirin.
Sementara itu,
Ketua Dekranasda Lingga Maratusholiha Nizar, menegaskan pelatihan yang dibuat
bersama Disnakertrans ini salah satu upaya mendukung pelestarian Warisan Budaya
Tak Benda (WBTB) Indonesia, yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pada 2015 lalu.
Kegiatan ini juga
difungsikan untuk memotivasi masyarakat guna mempertahankan maupun mencintai
produk lokal yang merupakan khazanah kebudayaan Melayu. Selain itu, pelatihan
ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
"Kita harus
serius dan fokus dalam mempertahankan dan melestarikan warisan budaya asli
Kabupaten Lingga ini, agar lebih bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat luar.
Jangan sampai warisan ini tenggelam, dan pada akhirnya diambil daerah
lain," tegas dia.
Sebagaimana
diketahui, Tudung Manto telah mendapatkan HAKI, sejak 2010 dengan pengakuan
secara perorangan atau pribadi. Dan seiringnya waktu, pada tahun 2021 Hak
Cipta atas Tudung Manto kini melekat pada pemerintah Kabupaten Lingga.
Penghargaan
tersebut diberikan dalam rangka perlindungan Pengetahuan Tradisonal berdasarkan
Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Ketua Dekranasda Lingga Maratusholiha Nizar |
(Mardian)
Posting Komentar