Seni Budaya Kuda Lumping Sopo Nyono Desa Simpang Pematang. |
Meskipun, ditengah teriknya matahari tak menyurutkan warga untuk bersilaturahmi dan melihat secara langsung hiburan kesenian rakyat yang nyaris punah itu. Ya, adalah reog Simpang Pematang, kesenian kuda lumping yang memadukan antara seni tari, lawak, lagu, dan cerita sosial.
Di Desa Simpang Pematang sendiri satu-satunya grup kesenian kuda lumping yang masih eksis adalah milik mbah Gatjlek dibawah bimbingan Taryo dan kawan-kawan. Dia bersama rekannya terus melestarikan budaya di tanah Mesuji Lampung ini di tengah gempuran budaya luar.
Tentu saja, penampilan kuda lumping ini sangat ditunggu-tunggu oleh warga. Anak-anak, dewasa hingga orang tua tampak antusias menyaksikan penampilan kuda lumping.
“Saya baru pertama kali menyaksikan kudalumping ini secara langsung. Mungkin kalau Taryok sering, karena beliau yang menjadi Pembina grup kesenian ini. Kuda lumping Simpang Pematang saya pikir bagus. Saya surprise, anak-anak sampai orangtua menikmati betul pertunjukan ini. Ke depan perlu terus diperhatikan dan distimulus supaya ada regenerasi,” kata Iwan di lokasi.
Sementara itu, Warni (32)Tahun salah satu warga Simpang Pematang mengaku bangga karena kudalumping ini untuk menggairahkan kebudayaan. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melestarikannya. Kesenian kuda lumping ini tidak ada regenerasinya. Lebih ke hanya orang-orang yang memiliki jiwa di kesenian ini,” ucap dia, Minggu(6/2/2022).
Warni menambahkan, gempuran budaya luar yang dengan mudah diterima oleh generasi kekinian, menambah budaya tradisional makin tenggelam. “Anak-anak muda kurang interest. Salah satunya pengaruh budaya luar gampang masuk dan diterima sehingga kearifan lokal makin ditinggalkan dan dianggap kuno. Saya mengapresiasi kuda lumping ini yang konsisten membumikan kembali seni budaya kuda lumping di setiap kesempatan,” jelasnya.
Acara ini dilanjut sampai malam nanti, mungkin sekitar jam 21:00 Wib mungkin abusnya, ucaonya.
(Ys)
Posting Komentar