Lampion di Salah Satu Klenteng di Natuna- |
Penagi yang pada masa lalu dikenal sebagai pusat
perekonomian masyarakat Pulau Bunguran besar, mayoritas warganya adalah
keturunan penganut Tionghoa, sehingga setiap menyambut tahun baru imlek,
Penagi selalu bersolek dengan lampu lampion.
Pemasangan lampion ini tidak hanya dilakukan oleh warga
keturunan etnis Tionghoa namun juga warga muslim.
Namun dari pantauan di lapangan klenteng Pu Tek Chi Penagi,
tampak tidak berhias seperti perayaan Imlek tahun sebelumnya.
Menurut Pengurus Klenteng yang juga merupakan tokoh agama
Tionghoa Natuna, Sien Thong, dikarenakan perayaan tahun baru Imlek kali ini
masih dalam suasana covid-19, sehingga tidak dirayakan secara besar -besaran.
"Karena masih dalam suasa Covid, jadi tidak ada
perayaan meriah seperti tahun sebelumnya. Hanya ibadah sembahyang saja,"
jelas Sien Thong, Rabu (26/01/2022).
Hal senada juga dibenarkan oleh ketua Paguyuban Sosial Marga
Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Natuna, Dedi Yanto (Atet).
Menurut Atet, hikmatnya perayaan tahun baru Imlek tidak
harus diperinhati secara besar - besaran, terlebih di masa Pandemi Covid-19.
" Kita juga harus menjaga agar tidak terjadi klaster
baru penyebaran Covid di daerah kita, Imlek tetap bisa kita rayakan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan," kata Atet.
Klenteng Po Tek Chi merupakan salah satu klenteng tertua di Natuna yang dibangun sekitar tahun 1940 an. Keberadaan klenteng ini memiliki arti penting bagi masyarakat penganut Konghucu di pulau Bunguran Besar. Terlebih lagi mengingat klenteng ini berdiri berdampingan dengan Surau Al- Mukaromah.
(PISTON)
Posting Komentar