Desi Surlitasari Dewi- |
Salah satu peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah terlebih dahulu mengatur tentang penguasaan ICT para pendidik di Indonesia dalam aturan nomor 45 Tahun 2015, hal ini diperkuat oleh Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pauddisdakmen di Masa Pandemi Covid-19 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Agama pada Juni 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan pembelajaran online di unit-unit pendidikan selama masa pandemi Covid-19, serta Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 mengenai ketentuan pembelajaran online di masa PPKM.
Penguasaan ICT termasuk dalam salah satu jenis kompetensi professional, yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan berbagai alat dan media pembelajaran, sumber belajar, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa di lapangan. Maka, salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran daring tentunya adalah kemampuan dalam merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan belajar daring yang efektif, tanpa menghilangkan esensi dari belajar itu sendiri.
Pembelajaran online adalah pembelajaran yang diselenggarakan dengan bantuan teknologi atau ICT, khususnya dengan penggunaan internet yang menjembatani interaksi yang terbatas oleh jarak. Dalam pembelajaran online, berbagai kemampuan ICT yang perlu dikuasai guru adalah menguasai berbagai macam platform pembelajaran online seperti google classroom atau edmodo; dapat menyelenggarakan pembelajaran interaktif melalui zoom meeting, webex, atau Microsoft team. Guru juga hendaknya dapat memilih dan memilah berbagai macam sumber yang tersedia secara online sebagai materi pembelajaran meliputi video atau audio, serta dapat memutuskan cara yang efektif untuk mendistribusikan materi pembelajaran tersebut terhadap siswa. Secara garis besar, guru hendaknya dapat mengintegrasikan materi instruksional, media, dan teknologi dalam berbagai konteks pembelajaran.
Akan tetapi, dalam praktek di lapangan, pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh guru di lingkungan kota Batam masih terbatas pada pembelajaran non-interaktif dan pemberian tugas mandiri kepada siswa. Banyak siswa dan orang tua yang mengeluhkan metode non interaktif karena cenderung membebani siswa dengan banyak tugas, yang dinilai kurang efektif untuk mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada sejumlah guru Bahasa Inggris di berbagai institusi pendidikan di Kota Batam yang meliputi level sekolah dasar hingga sekolah menengah, terdapat adanya ketimpangan dari kondisi ideal pembelajaran online dan praktek di lapangan. Feby Fatika dan Lidyakim, masing-masing adalah guru bahasa Inggris di sekolah menengah dan sekolah dasar di kota Batam, mengungkapkan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan interaksi yang sangat minimal, disebabkan oleh kurangnya sarana elektronik yang dimiliki siswa untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran interaktif dengan menggunakan zoom meeting dan semacamnya. Maka, pembelajaran hanya dilaksanakan dengan menggunakan media whatsapp group.
Gambaran ideal dari pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru seharusnya adalah keseimbangan antara kegiatan belajar interaktif dan non-interaktif. Berbagai macam platform pembelajaran daring seperti zoom, webex, atau Microsoft seharusnya mampu memotivasi guru dan institusi untuk menyelenggarakan pendidikan selayaknya keefektivan dari pembelajaran luring. Tentunya, perlu dukungan dari institusi dan pemerintah untuk mendorong guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi siswa. Selain itu, penguasaan ICT adalah salah satu skill yang perlu dikuasai oleh guru terutama di masa pembelajaran online, yang tidak kalah penting dengan kompetensi pedagogic, sehingga perlu menjadi pemikiran bersama untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan ICT melalui pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh pemerintah, universitas, maupun lembaga lain yang kredibel.
Penulis : Desi Surlitasari Dewi
Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Bahasa (Konsentrasi Bahasa Inggris), Universitas Negeri Semarang
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Riau Kepulauan
Posting Komentar