PLTS Terapung di Singapura |
BATAM I KEJORANEWS.COM : Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi menyampaikan bahwa Sunseap Group Pte. Ltd merupakan perusahaan asal Singapura. Dan sejak tahun 2006 sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di perairan negara tetangga Singapura.
"Perusahaan Sunseap investasi sekitar Rp 29 Triliun, tenaga kerja yang bisa di tampung mencapai 3000 pekerja. Dalam kerjasama meliputi pembangunan, floating pontoon, dan Sunseap berkewajiban mengutamakan material bahan kontruksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia sesuai dengan ketersedian bahan dan tenaga kerja yang ada di Batam," katanya.
Hal tersebut disampaikannya pada Penandatanganan Virtual MoU antara BP Batam dengan Sunseap Group dan HoA antara BP Batam dengan Angkasa Pura I (Konsorium) di Marketing Center BP Batam, Batam Centre - Batam (19/7).
Baca Juga:
MoU BP Batam dan PMA Singapura |
Lanjutnya, pembangunan PLTS Terapung di Kota Batam, mendorong menggunaan emisi carbon, tercapainya target penggunaan energi perbarukan, menarik investasi, meningkatkan potensi pendapatan PNBP BP Batam, kapasitas ketersedian listrik di kota Batam, serta suport bagi industri lainnya.
"Kami minta anak lokal di perjuangkan bekerja disitu, karena ini jangka panjang. Kita berharap dua sampai empat tahun, semua ini sudah siap, mulai dari Kajian lingkungan serta perijinan (target 12 bulan), dan pembangunan (target 36 bulan). Meskipun nanti masih pandemi kita harapkan tetap terus berjalan. akhir tahun sudah mulai bergerak. Sekitar tahun 2024 sudah selesai dan beroperasi," jelasnya.
Karena tenaga surya yang kuat tidak dimanfaatkan sayang betul. Menurutnya, seperti sekarang ini kalau duduk di pantai, panas nya minta ampun.
"Listrik panel tenaga surya pengoperasian di wilayah Waduk Duriangkang, kalau tidak mengganggu pelayaran di laut kita boleh tempatkan. Karena tidak menggunakan bahan bakar dan mengahasilkan listrik berkapasitas 2 Giga Watt," jelasnya lagi.
"Untuk pembagiannya, listrik diprioritaskan ke luar negeri. kita berharap di Batam mendapat sekian persen, kalau kata Menko sekian puluh persen harus ada di sini. Kalau ada 25 persen aja disini berarti, listrik kan sekarang sering ribut nih karena harganya telampau tinggi. Jadi, kalau makin banyak penyedia semakin bersainglah harganya," pungkas Kepala BP Batam.
Andi Pratama
Posting Komentar