Ini Kata Warga Natuna tentang Vaksinasi


Ini Kata Warga Natuna tentang Vaksinasi

Vaksinasi di gedung Sri Serindit-
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penularan virus Corona dengan Vaksinasi Covid-19. Namun meskipun telah mendapatkan vaksinasi tidak menjamin bahwa akan terbebas dari paparan virus yang berasal dari China itu.

Esal warga Ranai  telah mendapatkan vaksin Covid dosis pertama, namun  se Minggu setelah vaksinasi itu dia malah positif terpapar Covid-19. Ia tertular Covid-19 saat cuti kekampung halamannya di kecamatan Serasan pada akhir Juni lalu, dan setelah mengikuti isolasi terpadu selama 10 hari di asrama haji Natuna, serta 4 hari di rumah, hari ini, Jum'at (16/7/2021) ia dinyatakan sudah bebas Covid-19 serta dapat beraktivitas seperti biasa kembali.

Namun kata Esal meskipun ia telah mendapatkan Vaksinasi dosis pertama, gejala yang dirasakannya tidak berbeda dengan yang belum divaksinasi.

"Tak ade bedanya, kemaren teman sekamar saya waktu diisolasi terpadu kan belum divaksin, sama aja gejala dan yang dia rasakan, tak bisa merasa makanan, tak bisa mencium bau, tak ada bedanya," kata Esal, di rumahnya, Jum'at (16/7/2021).

Esal mengaku belum merasakan manfaat dari vaksinasi yang dia terima. Bahkan dia juga mempertanyakan kenapa setelah masa 10 hari isolasi di Asrama haji saat keluar dari sana tidak lagi dilakukan swab.

"Saya tanya sama Kepala Puskesmas Ranai, kenapa tidak di swab lagi, dia jawab katanya tak perlu, karena masa 2 Minggu itu virus sudah lemah, padahal kan kami juga kawatir takut menularkan kepada orang lain,' imbuhnya.

Sementara itu berbeda dengan Esal yang telah menerima vaksin dosis pertama, Mahda warga Penagi, yang sempat menjalani isolasi terpadu di Asrama haji bersama anggota keluarganya saat terpapar Covid-19 belum menerima vaksin.

bahkan kini meskipun sudah hampir satu bulan keluar dari Isolasi terpadu, Mahda mengaku penciumannya belum normal seperti sedia kala, dan juga belum bisa merasakan beberapa jenis makanan tertentu, karena pengecap rasanya belum kembali normal.

"Udah membaik, tapi masih sulit merasakan dan membaui makanan, bahkan bau petai dan jengkol saja saya tak bisa. mungkin butuh waktu," katanya.

Hingga kini Mahda dan keluarga juga belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Katanya suruh tunggu tiga bulan, baru boleh divaksin. Saya kalau disuruh Vaksin ya saya ikut," ujarnya.

Bila Esal yang telah menerima Vaksin dosis pertama masih terpapar Covid-19, dan Mahda yang belum divaksin juga terkonvirmasi, berbeda dengan yang dialami oleh Netti warga kelurahan Bandarsyah. Karena meski tidak terpapar Covid-19, ibu 2 anak yang baru seminggu lalu mendapatkan Vaksinasi, selalu mengeluhkan sakit kepala.

"Sakitnya bisa datang tiba- tiba dan lama, tak mau hilang sejak selesai divaksin,'" ujar Netti yang ditemui di rumahnya, jum'at 916/7/2021)

Sebenarnya Netti mengaku takut untuk divaksin, namun karena mendengar bila tidak divaksin akan dipersulit untuk urusan administrasi ataupun juga untuk bepergian, ia pun terpaksa melakukannya.

"Ya karena pemerintah suruh, terpaksa kita ikutilah, karena kan kita mau jadi warga yang baik, meskipun takut sih waktu divaksin," tambahnya.


 (Piston)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama