Serma Fatkhurrohman Kaos Merah Sedang Menggali Informasi Tuk - |
BANYUMAS I KEJORANEWS.COM : Tuk Pengasinan atau Tuk Asinan, sebutan masyarakat Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terhadap sumber mata air asin yang ada desanya.
Tuk Pengasinan tepatnya berada di lembah, di samping jalan rabat beton titik 850 meter, dari panjang jalan 1,8 kilometer yang saat ini sedang dilakukan pengecoran melalui TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.
Dibenarkan Sukmono (37), Carik atau Sekdes Petahunan, air yang keluar dari sumber mata air ini rasanya asin padahal Desa Petahunan jauh dari laut, atau berada di perbukitan dengan ketinggian 420 mdpl.
“Tuk Pengasinan yang berada di sekitar persawahan warga setempat ini sudah ada sejak zaman dulu. Letaknya kurang lebih 250 meter dari titik 850 meter jalan cor TMMD,” ungkapnya, Sabtu (4/7/2020).
Sumber mata air yang mengalir kecil ini tak pernah berhenti mengalir sepanjang tahun. Menurutnya, tanaman padi penduduk akan kurang subur jika terkena air yang berbau belerang ini.
“Masyarakat yang tanahnya berada di samping tuk ini, bingung untuk membuang kemana air dari tuk ini karena pertanian padi di Petahunan dengan sistem terasering,” tandasnya.
Jadi salah satu solusi para petani adalah menabur abu gosok untuk menetralkan asin, jadi mensterilkan asin dengan asin lagi.
Menurutnya, adanya fenomena mata air asin di desanya merupakan alami, bukan mistis seperti yang biasanya dikait-kaitkan cerita masyarakat.
“Itu fenomena alam, seperti yang ada di areal persawahan di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas,” imbuhnya.
Mata air tersebut belum dikenal orang karena dulunya jalan yang sedang dibangun melalui TMMD itu adalah hanya jalan setapak menuju persawahan atau perkebunan warga. Begitu juga belum ada pihak yang datang untuk meneliti kenapa mata air ini terasa asin.
Dengan keunikan itu, dan ditambah adanya jalan baru selebar 3,7 meter menuju Obyek Wisata Curug Nangga yang sedang diselesaikan melalui TMMD itu, pihaknya mempunyai inisiasi untuk menjadikan tempat itu sebagai wisata.
“Di dekat Tuk Pengasinan juga ada Curug Pengantin, sehingga dengan adanya jalan baru ini, ke depan akan kita bahas dalam forum Musdes untuk pengembangan kedua tempat tersebut menjadi obyek wisata selain Curug Nangga dan Watu Kumpul,” pungkasnya.
Ditambahkannya, masalah utama pengembangan menjadi obyek wisata adalah lahan masih dimiliki oleh warga, sehingga perlu adanya pembebasan lahan. Seperti halnya inisiasi pembebasan atau sewa lahan, di ujung jalan beton TMMD di Curug Nangga, yang direncanakan dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan roda empat.
Tampak Serma Fatkhurrohman (kaos merah), Babinsa Pancurendang, Koramil 13 Ajibarang, Kodim Banyumas, sedang menggali informasi terkait tuk tersebut.
Tuk Pengasinan tepatnya berada di lembah, di samping jalan rabat beton titik 850 meter, dari panjang jalan 1,8 kilometer yang saat ini sedang dilakukan pengecoran melalui TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.
Dibenarkan Sukmono (37), Carik atau Sekdes Petahunan, air yang keluar dari sumber mata air ini rasanya asin padahal Desa Petahunan jauh dari laut, atau berada di perbukitan dengan ketinggian 420 mdpl.
“Tuk Pengasinan yang berada di sekitar persawahan warga setempat ini sudah ada sejak zaman dulu. Letaknya kurang lebih 250 meter dari titik 850 meter jalan cor TMMD,” ungkapnya, Sabtu (4/7/2020).
Sumber mata air yang mengalir kecil ini tak pernah berhenti mengalir sepanjang tahun. Menurutnya, tanaman padi penduduk akan kurang subur jika terkena air yang berbau belerang ini.
“Masyarakat yang tanahnya berada di samping tuk ini, bingung untuk membuang kemana air dari tuk ini karena pertanian padi di Petahunan dengan sistem terasering,” tandasnya.
Jadi salah satu solusi para petani adalah menabur abu gosok untuk menetralkan asin, jadi mensterilkan asin dengan asin lagi.
Menurutnya, adanya fenomena mata air asin di desanya merupakan alami, bukan mistis seperti yang biasanya dikait-kaitkan cerita masyarakat.
“Itu fenomena alam, seperti yang ada di areal persawahan di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas,” imbuhnya.
Mata air tersebut belum dikenal orang karena dulunya jalan yang sedang dibangun melalui TMMD itu adalah hanya jalan setapak menuju persawahan atau perkebunan warga. Begitu juga belum ada pihak yang datang untuk meneliti kenapa mata air ini terasa asin.
Dengan keunikan itu, dan ditambah adanya jalan baru selebar 3,7 meter menuju Obyek Wisata Curug Nangga yang sedang diselesaikan melalui TMMD itu, pihaknya mempunyai inisiasi untuk menjadikan tempat itu sebagai wisata.
“Di dekat Tuk Pengasinan juga ada Curug Pengantin, sehingga dengan adanya jalan baru ini, ke depan akan kita bahas dalam forum Musdes untuk pengembangan kedua tempat tersebut menjadi obyek wisata selain Curug Nangga dan Watu Kumpul,” pungkasnya.
Ditambahkannya, masalah utama pengembangan menjadi obyek wisata adalah lahan masih dimiliki oleh warga, sehingga perlu adanya pembebasan lahan. Seperti halnya inisiasi pembebasan atau sewa lahan, di ujung jalan beton TMMD di Curug Nangga, yang direncanakan dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan roda empat.
Tampak Serma Fatkhurrohman (kaos merah), Babinsa Pancurendang, Koramil 13 Ajibarang, Kodim Banyumas, sedang menggali informasi terkait tuk tersebut.
(Salam)