Serma Kuswanto Mengunjungi Mbah Sapan Untuk Menggali Sejarah Ki Ajar Wirangrong |
BANYUMAS I KEJORANEWS.COM
: Serma Kuswanto, Bati Tuud Koramil 22 Karangluas, yang ditugaskan
satuan induknya yaitu Kodim 0701 Banyumas, meliput kegiatan pembangunan
di Petahunan dalam program TNI Manunggal Membangun Desa ( TMMD)
Reguler 108 Banyumas, menyempatkan diri mencoba menggali sejarah tokoh
Ki
Ajar Wirangrong atau Adipati Pager Gunung Rajeg Wesi atau Mbah
Langlangjagad, dengan mengunjungi petilasannya yang berada di Desa
Patahunan RT/RW. 02. Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa
Tengah pada Kamis (25/6/2020).
Karena
selain Makam Eyang Gusti Aji atau Panembahan Giri Rahayu, ulama
penyebar agama islam di wilayah Kabupaten Banyumas, yang terletak di
Grumbul/Dukuh Karang Delima RT. 07 RW. 04, Desa Petahunan. Petilasan Ki
Ajar Wirangrong juga menyimpan potensi wisata religi yang jika digali
dan dikenalkan kepada publik akan berdampak kemajuan ekonomi dari
masyarakat setempat.
Di
desa yang mempunyai ketinggian 420 mdpl ( meter di atas permukaan laut)
ini, Petilasan Pertapan Ki Ajar Wirangrong belum pernah terekspos media
sosial.
Saat kunjungan,
Serma Kuswanto, Bati Tuud disambut hangat oleh Mbah Sapan (115 tahun ),
juru kunci Petilasan Pertapan Ki Ajar Wirangrong.
Diceritakan Mbah Sapan, bahwa lokasi petilasan tersebut sudah berada di dalam bangunan rumah yang didirikannya tahun 1973 silam.
“Sepengetahuan
saya, Ki Ajar Wirangrong adalah seorang ksatria yang menjadi brahmana
sakti mandraguna dan menguasai yoga, sehingga disegani lawan pada masa
hidupnya,” bebernya.
Ditambahkannya,
Ki Ajar Wirangrong adalah brahmana yang tekun mendalami kitab-kitab
suci agama, dan gemar menjalankan tapa brata untuk meningkatkan
ketajaman mata batin dan kualitas spiritualnya.
“Salah satu petilasan bertapanya adalah di sini. Untuk yang dimakamkan di sini, saya tidak tahu,” imbuh Mbah Sapan.
Dengan
dieksposenya kearifan lokal berupa petilasan tersebut melalui publikasi
TMMD Reguler 108 Banyumas, diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
pada umumnya, sedangkan bagi warga setempat diharapkan mendapatkan
kesejahteraan ekonomi yang berasal dari para wisatawan sejarah yang akan
datang.
Kakek satu abad
lebih ini pun tak lupa berterima kasih kepada media yang mempublikasikan
salah satu tokoh penting di Kerajaan Sunda itu ini.
Untuk
diketahui, dari penelusuran sejarah di media sosial, Ki Ajar Wirangrong
juga merupakan teman seperguruan dari ayah Prabu Siliwangi, yaitu
Rahyang Dewa Niskala Wastu Kancana, Raja Sunda Galuh (1030-1579 M),
yaitu kerajaan dengan ibukotanya adalah Pakuan Pajajaran, saat ini
adalah wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Setelah
selesai menjadi perwira komandan pasukan elit Kerajaan Galuh, Beliau
mendirikan padepokan di ngarai yang berada sisi timur lereng Gunung
Tangkuban Perahu, gunung yang disucikan, dengan nama Padepokan
Sangkuriang.
Padepokan
ini didirikan sebagai bentuk pengabdian Ki Ajar Wirangrong untuk
mendidik para ksatria Kerajaan Sunda sehingga menjadi ksatria yang
tangguh di bidang olah keprajuritan.
Ia
juga mendidik para muridnya “cantrik”, untuk hidup mandiri dengan
mengolah tanah pertanian yang terhampar di kaki Gunung Tangkuban Perahu.
Selanjutnya
di masa Prabu Siliwangi, Ki Ajar Wirangrong dipercaya untuk menjaga
gunung suci tersebut, dengan menyelenggarakan ritual keagamaan yang
ditujukan kepada Dewa Siwa, di puncak gunung.
(Salam)