Mahasiswa saat memasang spanduk di depan Mess - |
ANAMBAS | KEJORANEWS.COM : Puluhan mahasiswa Kabupaten Kepulauan Anambas yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Anambas (AMMA) Bergerak kembali menggelar aksi protes lantaran pernyataan sikap belum direspon Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas.
AMMA Bergerak mengawali aksinya dengan memasang spanduk berisi keterangan "Mess Pemda Kami Segel" sebelum dipasang gembok.
Salah satu aktivis Mahasiswa Anambas di Tanjungpinang, Rendra mengatakan penyegelan Mess Pemda Anambas merupakan wujud kekesalan para mahasiswa dan Masyarakat Anambas yang berada di Tanjungpinang.
"Hingga sampai saat ini, tuntutan kami belum direspon pemerintah, apakah kami disini tidak dianggap sebagai warga Kabupaten Kepulauan Anambas," Terang Rendra pada media Kejoranews.com melalui pesan WhatsApp, Senin (18/05/2020).
Rendra menegaskan, AMMA Bergerak mendesak Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris sekaligus selaku ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bertanggungjawab terkait rekomendasi pengiriman 10 tenaga kerja PT. Ganesha Bangun Riau Sarana dari Tanjungpinang tujuan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas pada, Rabu 13 Mei 2020 lalu.
"Pekerja proyek SP II direkomendasi datang ke Anambas, sedangkan kami masyarakat Anambas tidak dibolehkan, makanya kami minta pertanggungjawaban itu, dan juga minta tenaga kerja tersebut dipulangkan,"
"Kami akan tetap melakukan penyegelan Mess Pemda sebagai bentuk protes kami, sampai tuntutan kami dijawab," Tegas Mahasiswa Stisipol Raja Haji Tanjungpinang.
Senada disampaikan Haidir Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Anambas (HIMKA) Tanjungpinang menyebutkan kekecewaan tersebut kembali ditimbulkan atas rekomendasi kedatangan tenaga kerja SP II.
"Kami mahasiswa dan masyarakat tidak dibolehkan pulang karena pertimbangan Covid-19, sementara disisi lain 10 tenaga kerja SP II diberikan rekomendasi, apakah itu adil," Tanya Haidir.
Haidir menyayangkan disaat masyarakat Anambas kuatir terhadap masuknya warga dari luar daerah datang Kabupaten Kepulauan Anambas, Bupati Anambas sekaligus ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 malah memberikan rekomendasi kedatangan.
Selain itu menurut Haidir, AMMA Bergerak juga mengecam terhadap tindakan ancaman laporan kepolisian terhadap salah satu mahasiswa Anambas di Tanjungpinang dari elit partai PPP Anambas.
"Kami mengecam rekan kami mahasiswa mau dilaporkan terkait kritikan di media sosial miliknya, ini membungkam hak kebebasan berpendapat dan berekspresi," Pungkasnya.
(Ardian)