BP Batam dan JETRO |
BATAM I KEJORANEWS.COM: Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar dalam kunjungan kerjanya, setelah mengunjungi Taipei Economic and Trade Office melakukan pertemuan dengan Japan External Trade Organization (JETRO). Jum'at, (14/02/2020).
Pertemuan kali ini berlangsung dengan serius namun dalam suasana kehangatan yang akrab. Senior Director, Yamashiro Takenobu dan EPA Trade/Investment Advisor, Minoru Nakazawa, (13/2) menerima langsung rombongan BP Batam.
Dalam pertemuan tersebut, membahas secara khusus kendala investor Jepang dalam berinvestasi di Indonesia khususnya Batam.
Dendi menjelaskan bahwa di tahun 90an, Batam banyak dipenuhi oleh perusahaan Jepang dimana lebih dari 90 perusahaan beroperasi di Batam, pada tahun ini ada sekitar 40 perusahaan Jepang yang masih beroperasi di Batam.
"Kita memanfaatkan hubungan baik dengan JETRO untuk mengetahui secara langsung kendalanya," katanya.
“Karena karakteristik investor Jepang sedikit tertutup dengan pemerintah, mereka lebih nyaman berbicara langsung dengan pemerintah mereka sendiri, untuk itu kami mendatangi JETRO dalam kesempatan ini,” tambah Dendi.
JETRO, atau Japan External Trade Organization adalah badan organisasi yang terkait dengan pemerintah Jepang, yang bekerja untuk mempromosikan hubungan perdagangan dan investasi antara Jepang dengan negara-negara lain di dunia.
Senior Director, Yamashiro Takenobu, kata Dendi dalam pertemuan tersebut menyatakan pada tahun 2011 - 2015 aliran investasi Jepang di Indonesia begitu kuat, kira kira sebanyak 300 perusahaan. Namun, pada tahun 2016, Jepang mempunyai alternatif kawasan lainnya untuk berinvestasi.
“Memandang faktor eksternal tersebut, Batam perlu meningkatkan investment competitiveness sehingga dapat lebih berdaya saing, serta juga membangun lingkungan investasi yang lebih kondusif guna mendukung investasi,” ujar Dendi.
Lanjutnya, menurut Yamashiro, industri digital seperti start up di Nongsa menjadi daya tarik tersendiri, dan mengharapkan BP Batam dapat memberikan informasi lebih detail lagi kepada pengusaha Jepang.
Untuk itu, pihaknya akan menggelar pertemuan bisnis dengan para pengusaha Jepang di Jakarta sekitar Juni tahun ini untuk memberikan informasi terbaru tentang investasi di Batam.
"Kita memanfaatkan hubungan baik dengan JETRO untuk mengetahui secara langsung kendalanya," katanya.
“Karena karakteristik investor Jepang sedikit tertutup dengan pemerintah, mereka lebih nyaman berbicara langsung dengan pemerintah mereka sendiri, untuk itu kami mendatangi JETRO dalam kesempatan ini,” tambah Dendi.
JETRO, atau Japan External Trade Organization adalah badan organisasi yang terkait dengan pemerintah Jepang, yang bekerja untuk mempromosikan hubungan perdagangan dan investasi antara Jepang dengan negara-negara lain di dunia.
Senior Director, Yamashiro Takenobu, kata Dendi dalam pertemuan tersebut menyatakan pada tahun 2011 - 2015 aliran investasi Jepang di Indonesia begitu kuat, kira kira sebanyak 300 perusahaan. Namun, pada tahun 2016, Jepang mempunyai alternatif kawasan lainnya untuk berinvestasi.
“Memandang faktor eksternal tersebut, Batam perlu meningkatkan investment competitiveness sehingga dapat lebih berdaya saing, serta juga membangun lingkungan investasi yang lebih kondusif guna mendukung investasi,” ujar Dendi.
Lanjutnya, menurut Yamashiro, industri digital seperti start up di Nongsa menjadi daya tarik tersendiri, dan mengharapkan BP Batam dapat memberikan informasi lebih detail lagi kepada pengusaha Jepang.
Untuk itu, pihaknya akan menggelar pertemuan bisnis dengan para pengusaha Jepang di Jakarta sekitar Juni tahun ini untuk memberikan informasi terbaru tentang investasi di Batam.
“Kami harapkan pertemuan dan networking dengan JETRO dapat rebuilding image atau membangun kembali citra positif Batam di mata investor Jepang, sehingga diharapkan lebih banyak investor Jepang akan menanamkan modalnya di Batam," harap Dendi.
Humas BP Batam.