Plt Gubernur Kepri Memukul Gong Pada pembukaan Semirata 2019 |
Di hadapan sekitar 400 peserta kegiatan, Plt Gubernur Kepri menyampaikan Pulau
Penyengat sebagai tempat lahirnya Gurindam 12, syair yang berisi petuah
dan nasehat karya Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Karya besar itu
memuat ilmu bahasa, budaya, seni dan sastra itu semestinya mendunia,
tidak hanya dikembangkan di tingkat lokal.
Sampai sekarang, Pulau Penyengat belum "go internasional", meski baru-baru ini ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia. Melalui seminar yang dihadiri oleh banyak profesor ini, diharapkan memberi kontribusi yang besar dalam mengembangkan Pulau Penyengat.
Sampai sekarang, Pulau Penyengat belum "go internasional", meski baru-baru ini ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia. Melalui seminar yang dihadiri oleh banyak profesor ini, diharapkan memberi kontribusi yang besar dalam mengembangkan Pulau Penyengat.
"Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang juga salah satu pusat perkembangan budaya dan sastra di Indonesia sehingga layak dikaji lebih mendalam agar berkembang pesat. Penyengat, sebagai pulau yang disepakati sebagai cikal bakal lahirnya Bahasa Indonesia memiliki potensi yang besar," terangnya.
"Kami berharap acara akbar yang
diikuti oleh banyak ahli bahasa, bahasa, seni dan sastra ini memberi
kontribusi yang besar kepada pemerintah dan masyarakat Kepri. Kami
membutuhkan ide, gagasan dan rekomendasi agar Pulau Penyengat dapat
berkembang pesat sebagai pusat budaya dan pariwisata," katanya.
Hal tersebut disampaikannya dalam pembukaan, Seminar Internasional dan Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya. (28/9) di aula Pemprov Kepri.
Ditempat yang sama, Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah
Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, Isda Pramudiati
memastikan kegiatan ini memberi kontribusi kepada perguruan tinggi,
pemerintah dan masyarakat.
Kontribusi berupa pemikiran dan hasil kajian dari para dosen dan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi negeri di wilayah bagian barat Indonesia.
Kontribusi berupa pemikiran dan hasil kajian dari para dosen dan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi negeri di wilayah bagian barat Indonesia.
"Setiap tahun, para peneliti
dan dosen dari Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat
Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, berkumpul, mengeluarkan
ide, gagasan dan hasil kajian. Kepri memiliki bahasa, sastra, seni dan budaya yang menarik untuk diteliti," tutupnya.
Selanjutnya, Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Syafsir Akhlus, mengatakan Semirata, Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya akan membuahkan kesepakatan dari hasil pemikiran dan kajian yang dapat dimanfaatkan pemerintah.
"Kegiatan ini untuk mendukung kemajuan daerah, termasuk mengembangkan Pulau Penyengat sebagai pusat pengembangan budaya, bahasa, sastra dan seni," katanya, yang juga sebagai Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat.
Humas/Andi