Bank Wakaf Mikro (logo) |
BATAM I KEJORANEWS.COM : Otoritas Jasa Keuangan Kepulauan Riau (OJK Kepri) berencana membuka satu Bank Wakaf Mikro (BWM) di wilayah kerjanya akhir tahun ini. Senin, (30/09/2019)
Kepala OJK Kepri, Iwan M Ridwan mengatakan saat ini sudah ada satu pesantren yang menjadi calon kuat pengembangan BWM perdana di Kepri.
“Untuk di Kepri, calon BWM pertamanya ada di Kota Batam, di mainland (pulau utama), tapi kami belum bisa menyebutkan nama pesantrennya karena belum final,” kata Iwan di Kantor OJK Kepri di Batam Centre - Batam.
Ia melanjutkan, saat ini proses pembentukan BWM tersebut baru mencapai 70-80 persen, tinggal menunggu data masyarakat kecil produktif di sekitar lokasi pesantren.
“Untuk membentuk BWM itu harus ada minimal 200 orang masyarakat kecil produktif di radius 2 kilometer dari lokasi. Karena mereka ini yang nanti akan menjadi debiturnya,” katanya.
Pengumpulan data masyarakat kecil produktif ini, OJK bekerja sama dengan pihak kelurahan setempat. Dan hingga akhir September, baru terdata sekitar 50 pelaku usaha mikro.
“Baru 25 persen. Data ini penting. Karena kalau BWM didirikan tapi tidak ada masyarakat kecil produktif di sekitarnya, dananya mau disalurkan ke mana,” ujarnya.
Ia menjelaskan, BWM di pesantren nantinya akan menyalurkan bantuan pembiayaan kepada usaha mikro dengan nilai maksimal Rp 2 juta, bentuk usaha tidak dibatasi, bisa kuliner, jasa, produksi kerajinan tangan, dan sebagainya.
Target BWM adalah pelaku usaha mikro yang belum bankable atau belum tersentuh akses perbankan, dengan ujroh atau upah yang sangat kecil, 3 persen, dan tanpa agunan. Cicilan dibayarkan per minggu hingga maksimal 50 kali cicilan.
"BWM ini merupakan program OJK secara nasional. Sebagai roadmap terkait satu dari lima kebijakan strategis. Yakni di kebijakan strategis ketiga, akses keuangan bagi usaha mikro kecil menengah dan masyarakat kecil di daerah terpencil," terangnya.
“Untuk di Kepri, calon BWM pertamanya ada di Kota Batam, di mainland (pulau utama), tapi kami belum bisa menyebutkan nama pesantrennya karena belum final,” kata Iwan di Kantor OJK Kepri di Batam Centre - Batam.
Ia melanjutkan, saat ini proses pembentukan BWM tersebut baru mencapai 70-80 persen, tinggal menunggu data masyarakat kecil produktif di sekitar lokasi pesantren.
“Untuk membentuk BWM itu harus ada minimal 200 orang masyarakat kecil produktif di radius 2 kilometer dari lokasi. Karena mereka ini yang nanti akan menjadi debiturnya,” katanya.
Pengumpulan data masyarakat kecil produktif ini, OJK bekerja sama dengan pihak kelurahan setempat. Dan hingga akhir September, baru terdata sekitar 50 pelaku usaha mikro.
“Baru 25 persen. Data ini penting. Karena kalau BWM didirikan tapi tidak ada masyarakat kecil produktif di sekitarnya, dananya mau disalurkan ke mana,” ujarnya.
Ia menjelaskan, BWM di pesantren nantinya akan menyalurkan bantuan pembiayaan kepada usaha mikro dengan nilai maksimal Rp 2 juta, bentuk usaha tidak dibatasi, bisa kuliner, jasa, produksi kerajinan tangan, dan sebagainya.
Target BWM adalah pelaku usaha mikro yang belum bankable atau belum tersentuh akses perbankan, dengan ujroh atau upah yang sangat kecil, 3 persen, dan tanpa agunan. Cicilan dibayarkan per minggu hingga maksimal 50 kali cicilan.
"BWM ini merupakan program OJK secara nasional. Sebagai roadmap terkait satu dari lima kebijakan strategis. Yakni di kebijakan strategis ketiga, akses keuangan bagi usaha mikro kecil menengah dan masyarakat kecil di daerah terpencil," terangnya.
Humas/Andi