Bimtek Desa di Bandar Lampung - |
MESUJI I KEJORANEWS.COM : Mahalnya Biaya Bimbingan Teknis (Bimtek) setiap Desa sebesar Rp 7.500.000, dikeluhkan oleh puluhan Kepala Desa (Kades) di Mesuji Lampung. Selasa (9/7/2019).
Kegiatan Bimtek yang digelar selama 1 hari di Hotel Emersia pada Tanggal 28 Juni 2019 di Kota Bandar Lampung beberapa waktu lalu, menurut SH, salah seorang Kades di Mesuji sangat mahal, untuk kebutuhan Bimtek meskipun pada item biaya itu tertera pada APB-Des.
“Ya, setiap Desa dikenakan 7,5 juta rupiah dari total keseluruhan 100 desa yang ikut pelaksanaan Bimtek tersebut,” jelas SH, Selasa (9/7/2019).
Saat di siggung siapa yang mengkordinir, SH’pun menjawab ada teknisnya ada di DPMD Mesuji Tim Panitia.
“Semua itu dikoordinir oleh Tim Panitia,” ujararnya.
Tidak hanya dana Bimtek saja yang dikeluhkan oleh SH, akan tetapi, pihaknya juga mengeluhkan biaya pembelian buku bacaan desa (Sarana Perpustakaan) yang mencapai 3 juta rupiah, untuk beberapa item buku bacaan. Pasalnya pembelian buku tersebut tidak ada rapat khusus atau Peraturan Daerah ( Perda) yang mengarah kepada pembelian buku.
“Selain Bimtek kita juga harus beli buku dengan anggaran Rp. 3.000.000, dan ini tentunya sangat memberatkan kami selaku aparat desa. Sebab, dalam waktu yang bersamaan harus mengeluarkan Rp10.500.000, meskipun itu sudah teranggarkan di APBdes,” kata SH yang diamini salah satu aparatur desa.
Di tempat terpisah, Kadis DPMD Mesuji melalui Kabid Anggaran DPMD Mesuji Slamet membantah keras isu yang beredar terkait pungutan dana Bimtek dan pembelian buku untuk desa. Ia mengaku tidak benar bahwa dirinya yang telah mengkondisikan kegiatan Bimtek tersebut, karena dirinya hanya sebagai penyambung antara APDesi dengan panitia, dan selebihnya tidak ada.
“Ia benar dana Bimtek itu 7.5 juta, yang diikuti oleh 100 Desa. Namun semua itu panitia penyelenggara. PMD hanya undangan. Bila dikatakan mengkondisikan itu tidak benar karena urusan itu APBDesi dengan panitia, kita hanya mempertemukan kedua belah pihak selebihnya tidak mengetahuinya,” ujarnya.
Sedangkan terkait waktu pelaksanaan, Slamet mengaku dirinya kurang paham, bila dilaksanakan 1 hari. Sebab, dalam jadwal itu tiga hari.
“Silahkan hubungi panitia penyelenggara,” katanya.
Sementara, untuk buku, Slamet juga tidak menampik bahwa harga buku itu 3 juta rupiah, ada juga yang Rp 500 ribu.
" Untuk buku ini pihak penyedia memberikan proposal kepada setiap desa untuk kebutuhan bahan bacaan, kemudian Kades dan perangkat desa menganggarkan anggaran tersebut untuk pembelian sarana buku bacaan, itupun tidak ada paksaan dana itu kan dianggarkan dari anggaran APB -des. Untuk aturan khusus memang tidak ada, namun terlepas dari itu, para Kades menindaklanjuti surat edaran Bupati Mesuji, tentang sarana informasi publik, yang mengacu kepada sarana bahan bacaan, " ulasnya.
Menurut Slamet pihaknya telah sesuai koridor yang ada.
“Kita melalui koridor yang ada. Dan sejauh ini, secara teknis memang DPMD, namun secara hak dan kewajiban DPMD tidak ada yang menghandle. Apa lagi mencari keuntungan dari anggaran tersebut. silahkan kawan- kawan menghubungi penyelanggara Bimtek, dan penyedia buku bacaan untuk mengetahui persis kronologi dan kegunaan anggaran tersebut, " pintanya.
Lebih dalam Slamet mengatakan, terkait adanya isu yang beredar bahwa pembiayaan buku dan Bimtek dihandle oleh DPMD Mesuji, pihaknya akan memanggil para Kades.
“Maka itu, kita akan ambil langkah tegas dengan memanggil beberapa Kades yang bersangkutan, mungkin ini miskomunikasi antara Kades dan DPMD Mesuji, maka nya secepatnya akan kita luruskan. Ini hanya miskomunikasi saja, dan akan segera kita luruskan,” tutupnya.
(JAPUNG/YUSRI)