Rapat di Aula Kantor Bupati Anambas - |
ANAMBAS I KEJORANEWS.COM :Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) mengalami kemajuan atau peningkatan. Pada tahun 2018, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas telah mencapai 67,53. Angka ini meningkat sebesar 0,47 poin dibandingkan dengan IPM KKA pada tahun 2017 yang hanya sebesar 67,06.
Hal itu, dikatakan oleh Donny Cahyo Wibowo, Kepala BPS Anambas dalam Rapat Bersama di Aula Kantor Bupati di Jalan Pasir Peti, Kecamatan Siantan. Selasa (21/05/2019).
Donny Cahyo Wibowo menyampaikan bahwa IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM juga menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan antara lain pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
" Hasil rekapan BPS Kepulauan Anambas, bahwa angka pembangunan manusia di Kabupaten Kepulauan Anambas itu terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living)".
Umur panjang dan hidup sehat digambarkan olehnya adalah umur harapan hidup saat lahir, yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.
Kemudian, pengetahuan diukur melalui indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Harapan lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak umur 7 tahun di masa mendatang.
" Poin-poin yang mempengaruhi IPM Anambas yakni : Harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup dan pengeluran dengan capaian Rp. 11.894 per Kapita per tahun, " terangnya.
Selain itu, kepala BPS jugaenyampaikan tentang ekspor dan impor.
" Nilai ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas Maret 2019 mencapai US$ 216,06 juta atau mengalami peningkatan sebesar 1,79 persen dibanding ekspor Februari 2019. Peningkatan nilai ekspor Maret 2019 disebabkan meningkatnya ekspor sektor migas. Negara tujuan ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas bulan Maret 2019 dengan nilai terbesar adalah ke Negara Singapura yaitu mencapai US$ 198,81 juta, diikuti dengan Negara Malaysia. Dimana pada bulan ini ekspor ke Negara Singapura mengalami peningkatan sebesar 12,99 persen dibandingkan keadaan bulan Februari 2019, yaitu dari US$ 175,95 menjadi US$ 198,81 juta"
"Apabila dilihat dari kumulatif Januari-Maret 2019, negara tujuan dengan nilai ekspor terbesar adalah ke Negara Singapura yaitu mencapai US$ 690,88 juta atau sebesar 88,44 persen dari total ekspor kumulatif Januari-Maret 2019. Ekspor kumulatif ke Singapura pada Januari-Maret 2019 mengalami kenaikan dibandingkan keadaan bulan Januari-Maret 2018, yaitu sebesar 124,24 persen. Malaysia merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua secara kumulatif Januari-Maret 2019 dengan nilai sebesar US$ 72,60 juta dan peranan sebesar 9,29 persen. Negara tujuan terbesar ketiga dan seterusnya berturut-turut adalah Thailand dan Hongkong. Kedua negara tujuan ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas tersebut mempunyai peran sebesar 2,27 persen terhadap total ekspor Kabupaten Kepulauan Anambas Januari-Maret 2019".
" Sementara itu, Pada bulan Maret 2019 maupun Februari 2019, Kabupaten Kepulauan Anambas tidak ada kegiatan impor non migas. Satu-satunya komoditas ekspor non migas Kabupaten Kepulauan Anambas pada bulan Januari-Maret 2018 adalah Perabot, penerangan rumah.
Donny juga menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi atas adanya rapat yang diselenggarakan Pemda yang mengundang BPS KKA. Menurutnya dengan gambaran yang disampaikan oleh pihaknya, Pemda KKA bisa melihat kekurangan dan kelebihan atas pembangunan yang berlangsung di daerah selama ini sesuai data yang disampaikan pihaknya. Untuk itu BPS berharap Pemda bisa membuat langkah-langkah yang dianggap perlu untuk perbaikan ke depan. dari sisi BPS, dengan adanya rapat tersebut, data yang dihasilkan oleh BPS jadi termanfaatkan, tidak hanya tersimpan dalam perpustakaan. Dengan demikian, perencanaan pembangunan ke depan bisa diprioritaskan pada gejala yang nampak dari data yang ada.
Lionardo