Managemen PT FCS RGP di Pemko Batam (15/03) |
BATAM I KEJORANEWS.COM : PT. FCS RGP Plastic sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pallet, dapat mengurangi tumpukan sampah plastik di Kota Batam.
Pabrik pengolah biji plastik menjadi palet, berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dan bisa mempekerjakan sampai 300 orang tenaga kerja lokal, berlokasi di Kabil Nongsa - Batam. Senin, (18/03/2019)
Saat berkunjung ke Pemerintah Kota (Pemko) Batam, CEO PT FCS RGP Plastic, Yao Shanhua mengatakan, sumber biji plastik masih impor dari negara Jepang, Amerika dan Singapura. Tapi kedepannya akan mengambil dari lokal.
"Rencana jangka panjang, kami akan mengolah dari sampah plastik rumah tangga menjadi bahan baku pembuatan palet. Dan tahap awal ini merekrut sekitar 60/70 karyawan, akan bertambah seiring peningkatan produksi," terangnya di Batam Centre - Batam.
Perusahaan yang akan diresmikan 28 Maret mendatang ini, sudah melakukan uji coba produksi. Ia menjelaskan, nilai investasi awal sebesar Rp 200 miliar dengan investor perusahaan berasal dari negara, Amerika, Singapura, dan Taiwan.
"Dalam proses produksi, perusahaan mengedepankan sistem Go Green atau 3 Nol: Nol polusi udara, air limbah, dan sampah. Kita juga sudah lakukan ujicoba produksi, sudah ada sekitar 30.000 palet untuk nanti diekspor. Berdasarkan perhitungan, dalam setahun perusahaan bisa memproduksi hingga 2 juta pallet plastik," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batam, Herman Rozie mengatakan, Pemerintah Kota Batam sangat mendukung, karena perusahaan bukan mengimpor sampah plastik, tapi kedepannya mengurangi sampah plastik di Kota Batam khususnya.
"Kita sudah lihat saat uji coba produksi, dan memang zero waste/bebas sampah,” katanya.
Masih ditempat yang sama, Operational Manager PT FCS RGP Plastic, Adi Zainal menuturkan, dalam proses pencetakan pallet tidak menggunakan pembakaran sehingga tak ada polusi udara, semua berjalan dengan sistem elektrik. Kemudian air sisa proses produksi, diolah kembali menggunakan mesin pengolah khusus yang didatangkan dari China.
Pabrik pengolah biji plastik menjadi palet, berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dan bisa mempekerjakan sampai 300 orang tenaga kerja lokal, berlokasi di Kabil Nongsa - Batam. Senin, (18/03/2019)
Saat berkunjung ke Pemerintah Kota (Pemko) Batam, CEO PT FCS RGP Plastic, Yao Shanhua mengatakan, sumber biji plastik masih impor dari negara Jepang, Amerika dan Singapura. Tapi kedepannya akan mengambil dari lokal.
"Rencana jangka panjang, kami akan mengolah dari sampah plastik rumah tangga menjadi bahan baku pembuatan palet. Dan tahap awal ini merekrut sekitar 60/70 karyawan, akan bertambah seiring peningkatan produksi," terangnya di Batam Centre - Batam.
Perusahaan yang akan diresmikan 28 Maret mendatang ini, sudah melakukan uji coba produksi. Ia menjelaskan, nilai investasi awal sebesar Rp 200 miliar dengan investor perusahaan berasal dari negara, Amerika, Singapura, dan Taiwan.
"Dalam proses produksi, perusahaan mengedepankan sistem Go Green atau 3 Nol: Nol polusi udara, air limbah, dan sampah. Kita juga sudah lakukan ujicoba produksi, sudah ada sekitar 30.000 palet untuk nanti diekspor. Berdasarkan perhitungan, dalam setahun perusahaan bisa memproduksi hingga 2 juta pallet plastik," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batam, Herman Rozie mengatakan, Pemerintah Kota Batam sangat mendukung, karena perusahaan bukan mengimpor sampah plastik, tapi kedepannya mengurangi sampah plastik di Kota Batam khususnya.
"Kita sudah lihat saat uji coba produksi, dan memang zero waste/bebas sampah,” katanya.
Masih ditempat yang sama, Operational Manager PT FCS RGP Plastic, Adi Zainal menuturkan, dalam proses pencetakan pallet tidak menggunakan pembakaran sehingga tak ada polusi udara, semua berjalan dengan sistem elektrik. Kemudian air sisa proses produksi, diolah kembali menggunakan mesin pengolah khusus yang didatangkan dari China.
Sehingga air tidak dibuang menjadi limbah, melainkan bisa dimanfaatkan kembali untuk penyiraman taman hingga kolam ikan. Sementara biji plastik bahan baku produksi tidak ada yang terbuang menjadi sampah, karena semua bisa digunakan kembali untuk pembuatan palet. “Kami sangat mementingkan soal lingkungan di sini. Kita pakai teknologi paling canggih sekarang," ujarnya.
Ia menambahkan, perusahaan sudah beroperasi puluhan tahun di beberapa negara, diantaranya: China, Singapura, dan Thailand. Ekspansi ke Indonesia dilakukan karena melihat posisi Kota Batam - Provinsi Kepuluan Riau yang dekat dengan Singapura dan proses ekspor akan lebih mudah.
“Terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah, sehingga kami bisa mulai beroperasi sesuai jadwal,” pungkas Operational Manager PT FCS RGP Plastic.
(humas/atm)