Muhamad Atok Rochman dan Wabup Ngesti |
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Pemberitaan mengenai Natuna Blok D Alpa yang sempat santer beberapa tahun lalu,hingga kini tidak jelas kepastian eksplorasinya. Pasalnya blok tersebut diketahui memiliki resiko ekonomi yang cukup tinggi dengan keberadaan karbon dioksida yang mencapai 72%.
Kondisi ini pula yang membuat Exxon Mobil menghentikan investasi di blok tersebut. Namun keputusan itu tidak dilakukan secara tiba – tiba dan melalui beberapa proses, mengingat perusahaan itu telah memegang hak pengelolaan sejak tahun 1980.
M. Atok Rahman |
Hingga kini belum ada satu pun perusahaan migas yang menyatakan siap untuk mengelola Blok D Alpa. Deputi bidang Bisnis SKK Migas, Muhamad Atok Rochman, di Natuna mengatakan pemerintah Indonesia masih membuka peluang bagi perusahaan migas yang hendak melakukan eksplorasi Blok D Alpa.
“Tapi siapa yang berani dengan resiko tinggi itu, nilai ekonomisnya tidak sebanding dengan resiko yang akan didapat,” kata Atok di Ranai, Kamis,(28 /3/2019).
Menurut Atok blok D Alpa memiliki tingkat kesulitan tersendiri dalam upaya penggarapan, baik ditahap eksplorasi maupun eksploitasi untuk mendapatkan gas maupun minyak baku.
“itu kedalamannya cukup dalam ribuan meter, keekonomiannya cukup mahal jadi investor mikir lagi, karena belum menjanjikan,” tambahnya.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terhadap kanduan Co2 Blok Natuna D-Alpha kedalaman yang ribuan kaki tersebut juga terbentur pada bebatuan bumi. Sehingga dibutuhkan peralatan yang super canggih.
“Blok D- Alpa memerlukan tehnologi super canggih dan cost yang sangat tinggi, makanya perusahaan migas belum ada yang bersedia, “ tandas Atok Rochman.
Ik