Warga Sagulung Baru RDPU di Ruang Rapat Komisi III DPRD Kota Batam (25/02) |
BATAM I KEJORANEWS.COM : Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) mengenai permasalahan dan kesulitan air bersih di Wilayah Sagulung Baru Kelurahan Sei Binti bersama dengan Instansi terkait digelar di Ruang Komisi III DPRD Batam. Selasa, (26/2/2019).
Pada RDPU ini, dipimpin oleh Ketua komisi III DPRD Kota Batam dan dihadiri Perwakilan ATB, Kasi Camat Sagulung, Lurah Sei Binti, Ketua RT/RW beserta warga Sungai Binti di Ruang Rapat Komisi III DPRD Kota Batam, Batam Centre - Batam.
Salah satu perwakilan dari warga Ketua RT 04/RW 07, Sitohang menyampaikan, awalnya suplai air menggunakan sistem curah di tahun 1998, selanjutnya melalui Koperasi dari tahun 2000 sampai dengan tahun2005. Kemudian masuk pipa ATB dari tahun 2005 namun dari tahun 2005 itu suplai air tidak lancar.
"Setiap hari warga harus menampung air diatas pukul 00.00 WIB sampai 03.50 WIB, dan diluar jam itu hanya angin yang keluar. Untuk tagihan perbulan minimal Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu perbulan padahal saya tinggal hanya bertiga," ungkapnya.
Ia melanjutkan, tempat ibadah sekarang menggunakan air curah, dan anehnya sempat warga melaporkan hal ini kepada orang penting (Pejabat, dll) suplay air ATB lancar 24 Jam, namun itu hanya berjalan sebulan lebih.
"Untuk pemasangan meteran ATB ada yang bayar Rp 2 Juta, 3 Juta, dan 4 Juta, tidak hanya itu kalau terlambat satu hari pembayaran air, meteran kita disegel serta didenda juga. Kita di sini meminta kepada ATB supaya suplay airnya kembali normal seperti di daerah-daerah lain, minimal Seminggu 3 kali mengalir selama 24 Jam," tutupnya.
Ditempat yang sama menanggapi keluhan warga, Perwakilan dari ATB, Maslin Sitompul menuturkan, ATB selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dalam pendistribusian air, namun dengan seiring pertumbuhan penduduk yang semakin pesat di Wilayah Sagulung - Batu Aji, sehingga ATB mengambil air baku Dam Tembesi diisi ke Dam Duriangkang.
"Selain melayani kebutuhan air di pemukiman, disana (Sagulung - Batu Aji) terdapat Perusahan-perusahan Plastik yang membutuhkan suplai air banyak. Semoga di bulan Agustus kembali normal dengan suplai air baku dari Dam Tembesi," tutupnya.
Rapat yang dihadiri warga yang kebanyakan terdiri dari Ibu-ibu ini, sempat ricuh dengan keterlambatan pihak ATB serta penjelasan yang disampaikan dalam rapat. Di mana menurut warga ada Oknum ATB yang bermain.
Diakhir pertemuan, Pimpinan RDPU Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Nyanyang Haris Pratamura SE, MM menyimpulkan, selama10 tahun warga mengalami kesulitan air, untuk itu ATB agar dapat memberikan pelayanannya dalam mensuplai air, kembali normal atau minimal 3 hari dalam seminggu.
"Kita akan sangat menyayangkan jika ada Oknum ATB yang terlibat, dan berharap ATB lebih mengutamakan masyarakat dari pada Perusahaan karena air kebutuhan yang sangat penting," pungkasnya. Selanjutnya memberikan waktu dalam dua (2) minggu kepada pihak ATB atau RDPU lagi.
Pada RDPU ini, dipimpin oleh Ketua komisi III DPRD Kota Batam dan dihadiri Perwakilan ATB, Kasi Camat Sagulung, Lurah Sei Binti, Ketua RT/RW beserta warga Sungai Binti di Ruang Rapat Komisi III DPRD Kota Batam, Batam Centre - Batam.
Salah satu perwakilan dari warga Ketua RT 04/RW 07, Sitohang menyampaikan, awalnya suplai air menggunakan sistem curah di tahun 1998, selanjutnya melalui Koperasi dari tahun 2000 sampai dengan tahun2005. Kemudian masuk pipa ATB dari tahun 2005 namun dari tahun 2005 itu suplai air tidak lancar.
"Setiap hari warga harus menampung air diatas pukul 00.00 WIB sampai 03.50 WIB, dan diluar jam itu hanya angin yang keluar. Untuk tagihan perbulan minimal Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu perbulan padahal saya tinggal hanya bertiga," ungkapnya.
Ia melanjutkan, tempat ibadah sekarang menggunakan air curah, dan anehnya sempat warga melaporkan hal ini kepada orang penting (Pejabat, dll) suplay air ATB lancar 24 Jam, namun itu hanya berjalan sebulan lebih.
"Untuk pemasangan meteran ATB ada yang bayar Rp 2 Juta, 3 Juta, dan 4 Juta, tidak hanya itu kalau terlambat satu hari pembayaran air, meteran kita disegel serta didenda juga. Kita di sini meminta kepada ATB supaya suplay airnya kembali normal seperti di daerah-daerah lain, minimal Seminggu 3 kali mengalir selama 24 Jam," tutupnya.
Ditempat yang sama menanggapi keluhan warga, Perwakilan dari ATB, Maslin Sitompul menuturkan, ATB selalu berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya dalam pendistribusian air, namun dengan seiring pertumbuhan penduduk yang semakin pesat di Wilayah Sagulung - Batu Aji, sehingga ATB mengambil air baku Dam Tembesi diisi ke Dam Duriangkang.
"Selain melayani kebutuhan air di pemukiman, disana (Sagulung - Batu Aji) terdapat Perusahan-perusahan Plastik yang membutuhkan suplai air banyak. Semoga di bulan Agustus kembali normal dengan suplai air baku dari Dam Tembesi," tutupnya.
Rapat yang dihadiri warga yang kebanyakan terdiri dari Ibu-ibu ini, sempat ricuh dengan keterlambatan pihak ATB serta penjelasan yang disampaikan dalam rapat. Di mana menurut warga ada Oknum ATB yang bermain.
Diakhir pertemuan, Pimpinan RDPU Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, Nyanyang Haris Pratamura SE, MM menyimpulkan, selama10 tahun warga mengalami kesulitan air, untuk itu ATB agar dapat memberikan pelayanannya dalam mensuplai air, kembali normal atau minimal 3 hari dalam seminggu.
"Kita akan sangat menyayangkan jika ada Oknum ATB yang terlibat, dan berharap ATB lebih mengutamakan masyarakat dari pada Perusahaan karena air kebutuhan yang sangat penting," pungkasnya. Selanjutnya memberikan waktu dalam dua (2) minggu kepada pihak ATB atau RDPU lagi.
(atm)