Gilang Andika dan Ibunda Erlinasari |
BATAM I KEJORANEWS.COM : Setelah dirawat di Rumah Sakit Camatha Sahidya dan Rumah Sakit Awal Bros, Bayi kembar siam asal Batam, Gilang Andika, kini dirawat oleh kedua orang tuanya Di Rusunawa Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau dengan keadaan memprihatinkan. Jumat (13/7/2018).
Badannya semakin kurus karena hanya dirawat sang ibu dan ayah di rumah tanpa penanganan medis apapun. Bayi ini juga harus menggunakan selang untuk minum susu. Sesekali, bayi ini muntah saat minum susu. Erlinasari mengaku sedih melihat kondisi bayi yang lahir dengan berat badan 3,6 kg dan panjang 48 cm tersebut. Ia berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar anaknya dapat tumbuh seperti anak normal lainnya.
Sebelumnya, Pihak Rumah Sakit menyarankan kepada Erlinasari orang tua bayi agar bayi mungil ini di rawat jalan sambil menunggu pengurusan dokumen dari pihak Bpjs Kesehatan Kota Batam.
“ Kami terpaksa merawat sendiri di rumah setelah mendapat arahan dari Dokter, untuk membawanya pulang, selain masalah pengurusan BPJS, peralatan di rumah sakit Camatha Sahidya juga Kurang Memadai,” kata Erlinasari, ibunda bayi.
Badannya semakin kurus karena hanya dirawat sang ibu dan ayah di rumah tanpa penanganan medis apapun. Bayi ini juga harus menggunakan selang untuk minum susu. Sesekali, bayi ini muntah saat minum susu. Erlinasari mengaku sedih melihat kondisi bayi yang lahir dengan berat badan 3,6 kg dan panjang 48 cm tersebut. Ia berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar anaknya dapat tumbuh seperti anak normal lainnya.
Sebelumnya, Pihak Rumah Sakit menyarankan kepada Erlinasari orang tua bayi agar bayi mungil ini di rawat jalan sambil menunggu pengurusan dokumen dari pihak Bpjs Kesehatan Kota Batam.
“ Kami terpaksa merawat sendiri di rumah setelah mendapat arahan dari Dokter, untuk membawanya pulang, selain masalah pengurusan BPJS, peralatan di rumah sakit Camatha Sahidya juga Kurang Memadai,” kata Erlinasari, ibunda bayi.
Gilang Andika |
Erlinasari menuturkan, Gilang terpaksa dilahirkan melalui operasi caesar setelah dokter yang menangani kehamilan sang ibu melihat adanya kejanggalan saat pemeriksaan USG. Saat itu, dokter melihat ukuran lingkar kepala bayi yang cukup besar dan posisinya yang melintang. "Makanya dokter menyarankan untuk melahirkan secara caesar," kata Mustafa.
Sementara itu, Mustofa, Pria yang berdomisili di Rusunawa Pemda I Blok G lantai 3 No 5, Muka Kuning ini menuturkan, ia sempat kecewa terhadap dokter yang menangani persalinan sang istri karena merahasiakan kondisi putranya sesaat setelah dilahirkan. Kala itu, dokter terkesan bingung untuk menceritakan kondisi sang bayi kepadanya dan juga sang istri.
"Setelah saya paksa, baru dokternya bicara dan waktu itu dokter juga sempat meminta saya untuk tidak langsung menceritakan hal itu ke istri saya," kata Mustafa lagi.
Erlinasari baru mengetahui kondisi bayinya seminggu setelah melahirkan. Meskipun terlahir dengan satu tubuh, namun, pasangan suami istri ini tetap menyebut Gilang sebagai anak kembar.
Setelah mendapat perawatan beberapa minggu di RS Camatha Sahidya, bayi Gilang dibawa pulang. Pasalnya, pihak rumah sakit mengatakan bahwa peralatan yang ada kurang memadai.
"Waktu kami bawa pulang, kami lihat ada luka di kepala belakang Gilang. Akhirnya kami bawa lagi ke RS Camatha Sahidya tapi dokter di sana menyarankan kami untuk membawa Gilang ke RS Awal Bros," cerita Mustafa.
Saat dilakukan pemeriksaan di RS Awal Bros, dokter yang menangani Gilang mengatakan bahwa kondisi Gilang cukup sehat. Organ jantung, paru-paru, pencernaan dan organ tubuh lainnya berfungsi dengan baik. Hanya saja terdapat cairan di kepala bagian belakang dan harus segera dioperasi. Dan setelah mendapat perawatan di RS Awal Bros beberapa minggu, bayi Gilang kembali disuruh pulang oleh pihak RS Awal Bros dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Dokternya bilang bahwa operasi tidak bisa dilakukan di rumah sakit di Batam, tapi harus di luar kota. Ini yang sekarang menjadi pikiran kami karena saat ini saya dan istri tidak memiliki pekerjaan. Saat ini kami hanya mengharapkan belas kasihan dari teman-teman dan donatur saja," kata Mustafa.
Paschall Rianghepat