Wabup Ngesti bersama FKPD di Atas Pesawat |
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Para pimpinan Forum Koordinasi Perangkat Daerah (FKPD) Natuna, pada Selasa (6/3/2018) melakukan joy flight di atas wilayah Natuna dengan menggunakan pesawat patroli milik TNI AL, CN 235 P 862.
Penerbangan itu tidak hanya sekedar untuk menikmati penerbangan akan tetapi juga melihat kondisi Laut Natuna Utara yang selama ini selalu menjadi target illegal fishing oleh nelayan asing.
Wabup Natuna dan FKPD |
Patroli menjaga kedaulatan perairan Natuna lewat udara itu, dilakukan usai Wakil Bupati Natuna mengikuti Video Confren dari Panglima TNI Marskal Hadi Tjahjanto di Mako Lanud RSA Natuna.
Usai berkeliling selama 30 menit menggunakan pesawat patroli maritim milik TNI – AL disekitar perairan Natuna, kepada sejumlah wartawan Wabup Ngesti menerangkan, pantauan radar dari ketinggian sangat jelas sekali terlihat banyak kapal-kapal yang berlalu lalang disekitar perairan Natuna hingga ke jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)1.
“Garis -garis diradar pesawat, sangat jelas menunjukkan bahwa sangat banyak sekali kapal-kapal yang melewati jalur perairan Natuna. Bukan hanya kapal nelayan saja yang berlalu lalang melakukan aktivitas, tetapi kapal-kapal besar dari berbagai negara sangat ramai melewati perairan kita di jalur ALKI 1, " terang Wabup.
Diterangkan Wabup Ngesti, jalur yang paling padat, dilintasi kapal-kapal berada di sebelah utara perairan Pulau Laut. Disana sangat jelas terlihat di radar, bahwa kapal-kapal yang melintasi dan beraktivitas dilaut tersebut, sangat padat.
Wabup juga sangat mengapresiasi patroli udara yang dilakukan oleh TNI -AL dalam menjaga kedaulatan laut Natuna. Dengan kehadiran pesawat patroli tersebut, tentu berbagai ancaman dapat terdetek secara dini.
“Kehadiran pesawat patroli ini, sangat membantu kita menjaga kedaulatan laut yang begitu luas. Tentu dengan sering berpatroli ancaman dari para pencuri ikan bisa diminimalisir. Pesawat patroli maritim sangat canggih dilengkapi dengan sistem radar bisa mendetek langsung jenis -jenis kapal serta potensi ancamanya, " papar Wabup.
Hal senada juga disampaikan oleh Danlanal Ranai, Letkol Laut (P) Harry Setyawan, yang memimpin patroli. Pesawat patroli milik TNI-AU itu, dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS) atau alat bantu pendeteksi Kapal.
“Dari data AIS itu, kita bisa mendeteksi langsung jenis kapal serta dari negara mana kapal tersebut berasal. Tinggal klik saja di radar AIS maka akan muncul data -data kapal yang melintas, " terang Danlanal.
Khusus jalur ALKI 1, Danlanal menerangkan kapal-kapal yang melintas, kebanyakan dari negara lain, mereka diperbolehkan melintas dijalur tersebut, dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
“ Kita harus memberi jalan kepada mereka yang ingin melintas di jalur ALKI, dengan syarat kecepatan tidak melebihi ketentuan yang telah ditetapkan serta tidak berhenti dijalur tersebut. Dan tidak melakukan aktivitas yang melanggar aturan, " paparnya.
Jika terjadi pelanggaran, maka akan ditindak sesuai aturan berlaku. KRI terdekat, siap siaga menindak apabila terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal asing yang melintas di jalur ALKI.
Sementara untuk kapal pelaku illegal fishing akan terdeteksi oleh radar. Apabila ada indikasi pelanggaran maka pesawat patroli maritim langsung mengirimkan pesan kepada kapal perang terdekat untuk dilakukan penindakan.
“pesawat patroli kita itu, dilengkapi dengan sistem radar yang bisa mendeteksi jenis kapal dan dari negara mana kapal tersebut berasal. Apabila ada terjadi pelanggaran pesan langsung dikirim ke KRI terdekat untuk dilakukan pengejaran, "jelas Danlanal.
Saat ini, kata Danlanal TNI AL baru memiliki 5 unit Pesawat Patroli Maritim, yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Pesawat ini fokus untuk melakukan pengawasan di daerah perbatasan, dari berbagai ancaman tindakan illegal fishing termasuk Natuna.
Selain itu, pesawat patroli maritim juga bisa mendeteksi keberadaan kapal selam dan bisa melakukan pemantauan pada malam hari.
Adw