BATAM I KEJORANEWS.COM : Kepri mencatatkan deflasi sebesar 0,04% (mtm) atau 3,32% (yoy), sedikit lebih rendah dibanding nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,24% (mtm) atau 3,33% (yoy).
Deflasi Mei dipengaruhi terutama oleh kelompok volatile foods. Hal ini berbeda dengan pola bulanannya dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir dengan inflasi sebesar 0,29% (mtm).
Deflasi volatile foods dipengaruhi oleh masih lancarnya distribusi pasokan komoditas pangan hasil panen dari daerah lain. Kelompok volatile foods menjadi penyumbang deflasi Mei.
"Deflasi volatile foods tercatat sebesar 0,74% (mtm) atau 7,73% (yoy) meningkat dibandingkan deflsi bulan sebelumnya sebesar 3,05% (yoy) atau 12,08% (yoy). Komoditas penyumbang deflasi masih berasal dari kelompok cabai (merah, rawit, dan hijau), sayuran (nangka muda, tomat buah, tomat sayur, buncis, dan kentang), daging ayam ras, ikan selar, kembung dan udang basah, serta beras," ujar Kepala Bank Indonesia Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra, Jum'at,(10/6).
Masih tersedianya pasokan seiring panen raya di sejumlah sentra penghasil pangan yang berlangsung hingga Mei 2016 serta ketersediaan pasokan daging ayam ras, dan jumlah tangkapan ikan segar yang cenderung meningkat menjadi penopang deflasi Mei.
Sementara kelompok inti tercatat mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm) atau 1,98% (yoy). Andil kelompok inti sebesar 0,06% (mtm) yang utamanya disumbang oleh komoditas gula pasir dan emas perhiasan.
Inflasi kelompok inti tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang relatif meningkat pada Mei 2016 dan masih berada pada level optimisnya.
Hal tersebut juga sejalan dengan ekspektasi baik 3 bulan yang akan datang (yad) maupun 6 bulan yad yang cenderung meningkat.
Kelompok administered prices juga mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm) meningkat dibanding deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,45% (mtm). Komoditas rokok dan angkutan udara tercatat menjadi pemicu andil inflasi terbesar yaitu 0,03% (mtm). Sementara harga bahan bakar (BBM) tercatat masih mengalami deflasi.
"Ke depan, tekanan inflasi pada Juni diperkirakan terjadi peningkatan dibanding Mei dipengaruhi oleh tekanan permintaan jelang Ramadan dan Idul Fitri. Namun, peningkatan inflasi relatif terkendali seiring dengan upaya front loading pengendalian inflasi yang dilakukan TPID Batam dan Tanjungpinang,"katanya.
Terdapat sejumlah risiko inflasi yang masih perlu diwaspadai, antara lain: (i) Curah hujan meningkat akibat La Nina mulai memengaruhi pasokan bahan pangan; (ii) Peningkatan permintaan bahan makanan saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri (telur ayam ras, gula pasir); (iii) Tekanan kelompok inti yang meningkat dipengaruhi nilai tukar (kebijakan Fed Fund Rate).
Langkah pengendalian inflasi terus dioptimalkan dalam rangka menjaga laju inflasi berada dalam sasarannya 4%±1%.
Sejumlah rekomendasi yang telah dijalankan oleh TPID di wilayah Kepri antara lain: (i) TPID di Provinsi Kepri terus meningkatkan intensitas sidak/monitoring kondisi harga di lapangan (pasar/gudang/distributor) bersama memasuki awal Ramadan; (ii) TPID Kota Batam mengantisipasi lonjakan permintaan dan harga sembako pada awal Ramadan dan jelang Idul Fitri melalui “Bazar Sembako” yang dilakukan sebanyak 2 (dua) putaran masing-masing menjangkau 12 (dua belas) kecamatan di Batam; (iii) TPID Kota Tanjungpinang menjaga ekspektasi kenaikan harga dengan mengumpulkan dan diskusi bersama distributor/pedagang besar untuk memastikan ketersediaan stok, bekerjasama dengan BULOG mengkomunikasikan rencana operasi pasar kepada masyarakat luas melalui dialog interaktif di radio, intens merealisasikan kerjasama dengan Yogyakarta untuk pemenuhan stok cabai jelang Ramadan dan Idul Fitri, serta mendirikan Kios/Pasar TPID Tanjungpinang dengan menjual komoditas utama penyumbang inflasi; (iv) Untuk pengendalian dalam jangka menengah dan panjang, TPID terus mendorong implementasi roadmap melalui gerakan sentuh tanah dan lahan dengan program penanaman bahan pangan secara organik serta mendorong penanaman hidroponik secara secara masif di rumah tangga masyarakat.
SUT
Posting Komentar