Pejabat Iran : Arab Saudi harus Berhenti Mencampuri Urusan Internal Negara-Negara Timur Tengah


Pejabat Iran : Arab Saudi harus Berhenti Mencampuri Urusan Internal Negara-Negara Timur Tengah

TEHERAN, IRAN I KEJORANEWS.COM : Seorang penasehat senior Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan Arab Saudi harus berhenti mencampuri urusan internal negara-negara Timur Tengah.


"Bagaimanapun Arab Saudi harus berhenti mencampuri urusan internal negara-negara lain, khususnya negara-negara Muslim dan regional, kita berpikir bahwa masalah domestik, regional dan internasional akan diselesaikan," ujar Ali Akbar Velayati, penasehat Pemimpin pada urusan internasional, dalam sebuah wawancara dengan IRNA, Jumat (6/5/16).

Dia menambahkan bahwa baik Iran maupun negara lainnya harus ikut campur dalam urusan internal negara lain, Ia menekankan bahwa kehadiran Republik Islam di beberapa negara kawasan itu termasuk Suriah dan Irak didasarkan pada permintaan pemerintah Baghdad dan Damaskus.

"Jika kami hadir di Suriah, itu didasarkan pada permintaan sah negara itu,untuk melindungi penduduk  Suriah yang tertindas atas ulah teroris dan penjahat," ujar Velayati.

Dia, menambahkan bahwa Riyadh hadir di Suriah atas permintaan oleh kelompok Takfiri yang diasuh oleh Saudi sendiri.

Sejak Iran percaya bahwa bangsa Lebanon, Suriah dan Irak harus menentukan masa depan mereka sendiri, hal itu tidak akan pernah untuk melibatkan dialog dengan Saudi tentang negara-negara ini, kata penasihat Pemimpin.

Dia menambahkan bahwa itu akan menjadi "tidak rasional dan ilegal" tindakan oleh Teheran dan Riyadh untuk tawar-menawar kepentingan negara-negara lain.

"Kami tidak ada tawar-menawar dengan negara-negara lain bahkan Arab Saudi atas kepentingan negara-negara lain, dan kami tidak menerima tujuan ini," kata pejabat senior Iran ini.

Pernyataan Velayati datang sehari setelah Suriah pada hari Kamis mengeluh kepada PBB tentang Saudi, Qatar dan Turki yang terus mendukung teroris dalam pertempuran di negara Arab yang dilanda perang itu.

Dalam dua surat yang sama dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan kepala Dewan Keamanan PBB, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan masyarakat internasional tidak bisa bergantung pada negara-negara (Saudi, Qatar dan Turki ) untuk menemukan solusi dalam krisis Suriah.

Suriah telah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing sejak Maret 2011. Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura memperkirakan bahwa lebih dari 400.000 orang telah tewas dalam konflik, lebih jauh lagi, lebih setengah dari populasi penduduk Suriah yang berjumlah 23 juta orang telah diungsikan sebelum perang.

sumber : prestv.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama