BATAM I KEJORANEWS.COM : Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri mencatatkan deflasi pada April 2016. Deflasi Kepri sebesar 0,93% (mtm) atau 4,10% (yoy), lebih dalam dibanding nasional yang juga mencatatkan deflasi 0,45% (mtm) atau 3,60% (yoy).
Deflasi April tersebut terjadi pada seluruh kelompok disagregasi komoditas (inti, volatile foods dan administered prices), sejalan dengan pola bulanannya dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir yang mencatatkan deflasi sebesar 0,09% (mtm).
Kepala Perwakilan Wilayah(KPW) Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, panen raya di sejumlah daerah penghasil serta penyesuaian harga BBM pada awal April oleh pemerintah menjadi pemicu deflasi yg cukup dalam pada periode laporan.
"Kelompok volatile food menjadi penyumbang terbesar deflasi April. Deflasi volatile food sebesar 3,05% (mtm) atau 12,08% (yoy), sementara pada bulan sebelumnya mencatatkan inflasi 0,98% (yoy) atau 14,63% (yoy)," ujar Gusti, Rabu (4/5/16).
Komoditas penyumbang deflasi utamanya ditopang oleh kelompok cabai (merah dan rawit), sayuran (bayam dan, kangkung), bawang merah, dan daging dan telur ayam ras.
Melimpahnya pasokan seiring panen raya di sejumlah sentra penghasil pangan diperkirakan berlangsung hingga Mei 2016 sementara kestabilan pasokan Day Old Chick (DOC) dan pakan ternak (jagung) turut mempengaruhi penurunan harga daging dan telur ayam ras.
"Andil kedua terbesar deflasi bersumber dari kelompok administered prices, dipengaruhi oleh penurunan harga BBM per 1 April 2016. Deflasi administered price sebesar 1,45% (mtm) lebih dalam dibanding deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,09% (mtm)," katanya.
Komoditas bensin dan solar mencatatkan deflasi masing-masing sebesar 6,97% (mtm) dan 8,85% (mtm) dengan total andil deflasi sebesar 0,33% (mtm).
Kelompok inti juga tercatat mengalami deflasi 0,01% (mtm). Penurunan harga terutama pada komoditas sotong, minyak goreng, dan sabun detergen bubuk/cair. Deflasi kelompok inti juga sejalan dengan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD yang pada April terapresiasi 0,10% (mtm) dengan rata-rata nilai tukar sebesar Rp13.179/USD.
Ke depan, tekanan inflasi Mei diperkirakan meningkat dibanding April dipengaruhi trend konsumsi yang mulai meningkat menjelang Bulan Puasa. Sejumlah risiko inflasi pada Mei dan bulan-bulan mendatang antara lain: (i) curah hujan tinggi akibat La Nina yang berpotensi mempengaruhi pasokan bahan pangan; (ii) peningkatan permintaan menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri; (iii) tekanan kelompok inti yang meningkat dipengaruhi nilai tukar (kebijakan Fed Fund Rate).
Langkah pengendalian inflasi terus dioptimalkan dalam rangka menjaga laju inflasi berada dalam sasarannya 4%±1%.
Sejumlah rekomendasi TPID di wilayah Kepri antara lain:
(i) TPID Kota Batam akan melakukan sidak/kontrol/monitoring kondisi harga di lapangan (pasar/gudang/distributor) bersama dalam rangka persiapan menjelang Ramadhan;
(ii) Pemko Batam berencana melakukan pasar murah sembako pada sekitar bulan Juni. Pasar murah akan dibagi dalam 2 (dua) tahap untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dan harga sembako menjelang Idul Fitri;
(iii) Pemko Batam melalui Dinas KP2K (Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan) akan mendorong pemanfaatan lahan kosong/belum terpakai di pulau-pulau di sekitar Batam, (iv) TPID Kabupaten Kepulauan Anambas berencana melakukan Rapat TPID sebelum puasa untuk mematangkan operasi pasar murah dengan menggandeng perusahaan asing yang berada di Anambas untuk meredam gejolak harga pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri;
(v) Untuk pengendalian inflasi dalam jangka menengah dan panjang, TPID Kab Kepulauan Anambas akan menyusun Roadmap Pengendalian Inflasi di Anambas;
(vi) TPID Kota Tanjungpinang bekerjasama dengan BULOG mengkomukasikan rencana operasi pasar kepada masyarakat luas melalui dialog interaktif di radio,
(vii) Untuk pengendalian dalam jangka menengah dan panjang, TPID Tanjungpinang melalui KP2KE akan meningkatkan program penanaman bahan pangan memanfaatkan lahan kosong/belum terpakai bekerjasama dengan perusahaan/lembaga swasta.
(SUT)
(SUT)
Posting Komentar