Batam I KNC :
Pemerintah Kota Batam pada tahun 2016 disinyalir akan menunda kelanjutan
pembangunan sejumlah sekolah yang belum selesai dikerjakan pada tahun 2015
lalu, hal itu dikarenakan keterbatasan anggaran.
Kepala Bagian Humas
Pemkot Batam Ardiwinata menyatakan pemerintah terpaksa melakukan penghematan
belanja akibat defisit anggaran.Ia mengatakan nilai Dana Bagi Hasil Minyak dan
Gas Bumi yang diterima Pemkot Batam 2015, berkurang sekitar Rp100 miliar dari
yang diasumsikan dalam APBD, sehingga anggaran defisit.
Pengurangan anggaran
dilakukan dengan dua cara, berdasarkan rekomendasi dari Pemprov Kepri, yaitu
memotong dan menghemat mata anggaran yang dianggap boros dan juga memindahkan
alokasi mata anggaran yang tidak sesuai.
Demi menghemat, Pemkot juga terpaksa menunda belanja yang dianggap masih
mungkin untuk diundur, seperti melanjutkan pembangunan sekolah.
Disisi lain, Ketua Komisi IV DPRD Batam, Riky Indrakari menyatakan pembangunan
sekolah banyak yang bermasalah dalam perencanaan dan pembuatan Detailed
Engineering Design(DED).
Menurut dia, pembuatan DED seringkali tidak sesuai dengan fakta lapangan,
misalnya saja dalam DED disebutkan lahan belum siap bangun.
"Seperti SMP yang di Tanjung Riau, yang kemudian yang tak bisa dibangun
Disdik, karena tidak ada pematangan lahan," kata dia.
"Untuk bangunan sekolah yang belum selesai rencananya akan dilanjutkan
pada tahun anggaran 2017," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkot
Batam Gintoyono Batong di Batam, Senin (15/2).
Ia mengatakan terdapat sembilan sekolah yang belum selesai dibangun pada 2015,
dan seharusnya pembangunan dilanjutkan pada 2016 menggunakan mekanisme
pendanaan multi years (tahun jamak).
Gintoyono membantah pekerjaan pembangunan terhenti, melainkan hanya menunda
selama setahun.
"Pembangunan bukan mangkrak, tapi tadinya dibangun bertahap, dengan
dibuktikan bangunan yang belum selesai langsung sudah digunakan oleh sekolah
tersebut," kata dia.
Sebanyak tujuh dari sembilan sekolah yang masih dalam tahapan pembangunan itu
sudah dipergunakan warga untuk proses belajar mengajar. Sedang dua sekolah
lainnya belum bisa digunakan untuk operasional sekolah.
"Dua sekolah masih tahap pemancangan tiang," kata dia.
Selain sembilan sekolah yang masih tahap pembangunan, tiga sekolah yang
dibangun pada 2015 sudah selesai, yaitu SMP Legenda Malaka, SMP Dapur 12 dan SD
Sei Pelunggut.
Sumber : haluankepri.com
Posting Komentar