![]() |
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj/ satuislam.org |
Jakarta I KNC : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengamati perkembangan yang
terjadi di Timur Tengah terkait ketegangan antara Arab Saudi dengan Iran
menyusul eksekusi mati ulama terkemuka Syiah, Syaikh Nimr Baqir al-Nimr
pada Sabtu 2 Januari 2016.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj
menyayangkan ketegangan antara Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah
Iran. Said berharap dua negara ini mengendalikan diri agar tidak
menambah deretan konflik di Timur Tengah.
“Maka, yang kami harapkan, baik Saudi maupun Iran dapat mengendalikan diri masing-masing demi wihdatus shaf
(menyatukan barisan) umat Islam dalam menghadapi musuh-musuh Islam dan
mereka yang tidak senang kalau melihat umat Islam bersatu, umat Islam
kuat,” jelasnya.
Said mengatakan, konflik yang terjadi antara Saudi Arabia dan Iran
sangat tidak layak dan sangat menghawatirkan. Masing-masing negara
memunyai bobot di dunia Islam.
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur ini berharap kedua
negara bertetangga itu menyatukan barisan umat Islam. Menurutnya, banyak
pihak di luar Islam tidak senang melihat umat Islam bersatu.
Ia pun ingin menunjukkan umat Islam masih punya idealisme ingin
memperkuat barisan dalam menghadapi era globalisasi yang sangat cukup
menantang ini. Said berharap Saudi dan Iran masing-masing dengan jiwa
yang besar, dengan lapang dada, membangun persaudaraan yang kuat,
persaudaraan yang kokoh demi wihadtusshaf baina muslimin.
“Tunjukkan umat Islam masih punya idealisme ingin memperkuat barisan
dalam menghadapi era globalisasi yang cukup menantang ini,” ujar Kang
Said.
Ia mengajak kedua negara untuk melupakan apa yang sudah terjadi. “Ke
depan yang saya harapkan Saudi dan Iran masing-masing dengan jiwa besar
dan lapang dada membangun persaudaraan yang kuat, persaudaraan yang
kokoh demi kerukunan umat Islam.” pesan Said.
Syeikh Nimr merupakan ulama pengkritik keras kerajaan Saudi. Dia
dieksekusi bersama 46 terpidana lainnya dihukum dalam kasus terorisme.
Nimr, 57 tahun, tokoh di balik gerakan protes anti-pemerintah di Arab
Saudi pada 2011.
Syeikh Nimr dihukum bersama tiga orang aktivis Syiah lainnya serta
puluhan aktivis Sunni yang dituduh terlibat dalam serangan. Eksekusi
Nimr memicu demonstrasi di Iran, Irak, dan Bahrain serta kalangan Syiah
di provinsi timur Saudi yang kaya minyak.
Sumber: www.satuislam.org
Posting Komentar