Gaza, Palestina l KNC : Sedikitnya enam warga Palestina tewas dan lebih dari 12
orang lain menderita luka-luka, setelah pasukan Israel melepaskan
tembakan ke sekelompok demonstran Palestina di bagian timur Jalur Gaza yang
diblokade.
Sumber-sumber medis Palestina, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Hammoud Hisham Muhsen, Ahmad al-Harbawi, Abed al-Wahidi dan Hussam Dawla ditembak polisi Israel, polisi Israel menembakkan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran Palestina di sebelah timur kawasan Shejaiya Kota Gaza pada Jumat, kantor berita Palestina berbahasa Arab - Ma'an melaporkan.
Identitas dua korban belum segera dirilis.
Sumber menambahkan bahwa sebanyak 35 warga Palestina juga terluka selama kekacauan, kekacauan itu menggambarkan cedera ringan sampai sedang.
Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel juga menyerang warga Palestina yang memprotes provokasi Tel Aviv di Masjid al-Aqsa.
Menurut laporan, lima warga Palestina terluka dalam bentrokan di sebuah pos pemeriksaan, selatan kota Nablus, Tepi Barat, sementara tujuh lainnya menderita luka-luka di bentrokan yang sama di Bethlehem, selatan al-Quds (Yerusalem).
Berkembangnya bentrokan terjadi hanya beberapa jam, setelah seorang pria Israel menusuk dan melukai empat warga Palestina di kota Israel selatan Dimona, yang terletak di gurun Negev, 36 kilometer (22 mil) dari selatan Beersheba.
Penyerang tak dikenal dari Israel itu dilaporkan pertama kali menyerang Bedouin buruh 35 tahun, sebelum pergi meninggalkan lokasi menusuk tiga pekerja Badui Palestina. Empat korban semuanya berusia 50 tahunan.
Penusuk berumur 17 tahun warga Israel itu telah diketahui identitasnya oleh polisi, menurut pernyataan polisi Israel, Pria penusuk percaya semua orang Arab adalah teroris, dan itulah alasan mengapa Ia menikam warga Palestina.
Sebelumnya pada hari Jumat, pasukan Israel menembak seorang wanita Palestina di kota utara Afula setelah Ia diduga mengacungkan pisau, dan berusaha untuk menusuk penjaga Israel di stasiun bus pusat kota.
Sementara itu, pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh menyebut banjir bentrokan antara polisi dan militer Israel dengan warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Timur Al-Quds selama beberapa hari terakhir adalah sebuah sebuah "Intifada (pemberontakan)" terhadap rezim Tel Aviv.
"Kami menyerukan penguatan dan peningkatan Intifada ... Ini adalah satu-satunya jalan yang akan menyebabkan pembebasan," kata Haniyehdalam khotbah yang ditujukan untuk jamaah Palestina yang menghadiri shalat Jumat di sebuah masjid di Kota Gaza."Gaza akan memenuhi perannya dalam al-Quds Intifada dan lebih dari siap untuk konfrontasi," jelasnya.
Pada hari Kamis, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad al-Hussein menyatakan keprihatinan ekstrim atas eskalasi ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki, dan Ia mendesak diakhirinya kekerasan tersebut.
Pejabat PBB juga memperingatkan tentang meningkatnya jumlah warga Palestina terluka oleh peluru tajam, peluru karet dan gas air mata.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi juga mengecam rezim Israel atas praktek "rasis dan agresif" terhadap Palestina, menyerukan PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan Tel Aviv .
"Berlanjutnya eskalasi serangan terhadap rakyat Palestina oleh otoritas penduduk Israel dan pemukim mengancam,dan memperburuk situasi di seluruh wilayah namun masyarakat internasional tetap diam untuk kejahatan ini," kepala Liga Arab memperingatkan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis.
Palestina marah pada rezim Israel atas pembatasan masuknya mereka ke dalam kompleks Masjid al-Aqsa, yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam, setelah Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid al-Nabawi di Madinah.
Pada hari Kamis, Tel Aviv melarang orang Palestina di bawah usia 50 menghadiri sholat Jumat di masjid, yang terletak di Timur al-Quds.
Sumber-sumber medis Palestina, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Hammoud Hisham Muhsen, Ahmad al-Harbawi, Abed al-Wahidi dan Hussam Dawla ditembak polisi Israel, polisi Israel menembakkan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran Palestina di sebelah timur kawasan Shejaiya Kota Gaza pada Jumat, kantor berita Palestina berbahasa Arab - Ma'an melaporkan.
Identitas dua korban belum segera dirilis.
Sumber menambahkan bahwa sebanyak 35 warga Palestina juga terluka selama kekacauan, kekacauan itu menggambarkan cedera ringan sampai sedang.
Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel juga menyerang warga Palestina yang memprotes provokasi Tel Aviv di Masjid al-Aqsa.
Menurut laporan, lima warga Palestina terluka dalam bentrokan di sebuah pos pemeriksaan, selatan kota Nablus, Tepi Barat, sementara tujuh lainnya menderita luka-luka di bentrokan yang sama di Bethlehem, selatan al-Quds (Yerusalem).
Berkembangnya bentrokan terjadi hanya beberapa jam, setelah seorang pria Israel menusuk dan melukai empat warga Palestina di kota Israel selatan Dimona, yang terletak di gurun Negev, 36 kilometer (22 mil) dari selatan Beersheba.
Penyerang tak dikenal dari Israel itu dilaporkan pertama kali menyerang Bedouin buruh 35 tahun, sebelum pergi meninggalkan lokasi menusuk tiga pekerja Badui Palestina. Empat korban semuanya berusia 50 tahunan.
Penusuk berumur 17 tahun warga Israel itu telah diketahui identitasnya oleh polisi, menurut pernyataan polisi Israel, Pria penusuk percaya semua orang Arab adalah teroris, dan itulah alasan mengapa Ia menikam warga Palestina.
Sebelumnya pada hari Jumat, pasukan Israel menembak seorang wanita Palestina di kota utara Afula setelah Ia diduga mengacungkan pisau, dan berusaha untuk menusuk penjaga Israel di stasiun bus pusat kota.
Sementara itu, pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh menyebut banjir bentrokan antara polisi dan militer Israel dengan warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Timur Al-Quds selama beberapa hari terakhir adalah sebuah sebuah "Intifada (pemberontakan)" terhadap rezim Tel Aviv.
"Kami menyerukan penguatan dan peningkatan Intifada ... Ini adalah satu-satunya jalan yang akan menyebabkan pembebasan," kata Haniyehdalam khotbah yang ditujukan untuk jamaah Palestina yang menghadiri shalat Jumat di sebuah masjid di Kota Gaza."Gaza akan memenuhi perannya dalam al-Quds Intifada dan lebih dari siap untuk konfrontasi," jelasnya.
Pada hari Kamis, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad al-Hussein menyatakan keprihatinan ekstrim atas eskalasi ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki, dan Ia mendesak diakhirinya kekerasan tersebut.
Pejabat PBB juga memperingatkan tentang meningkatnya jumlah warga Palestina terluka oleh peluru tajam, peluru karet dan gas air mata.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi juga mengecam rezim Israel atas praktek "rasis dan agresif" terhadap Palestina, menyerukan PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan Tel Aviv .
"Berlanjutnya eskalasi serangan terhadap rakyat Palestina oleh otoritas penduduk Israel dan pemukim mengancam,dan memperburuk situasi di seluruh wilayah namun masyarakat internasional tetap diam untuk kejahatan ini," kepala Liga Arab memperingatkan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis.
Palestina marah pada rezim Israel atas pembatasan masuknya mereka ke dalam kompleks Masjid al-Aqsa, yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam, setelah Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid al-Nabawi di Madinah.
Pada hari Kamis, Tel Aviv melarang orang Palestina di bawah usia 50 menghadiri sholat Jumat di masjid, yang terletak di Timur al-Quds.
Sumber : Press TV
Editor : Boris HR