PAP Kembali Menangi Pemilu Singapura


PAP Kembali Menangi Pemilu Singapura

Photo/ monitorday.com
Singapura l  KNC : Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memberikan pidato kemenangan partainya dalam pemilihan umum pada Sabtu (12/9/15). Lee menyatakan kemenangan mereka sebagai tanda bahwa negara-kota tersebut telah menemukan rumus untuk tetap pada jalan keberhasilan setelah setengah abad merdeka.

Partai Aksi Rakyat (PAP), yang telah memerintah tanpa jeda sejak 1965, menepiskan tantangan oposisi dalam pemilihan umum yang disebut kali ini paling bersaing di negara itu.

PAP selalu diperkirakan menang, tapi partai lawan, yang bertarung di semua kursi untuk pertama kali, berharap bahwa kebencian rakyat atas pelebaran kesenjangan kekayaan, harga tinggi dan masalah perantau dari luar akan merusak kekuasaan politiknya.

Lee dalam jumpa pers-nya menyatakan pemerintahnya mengambil langkah untuk menangani kekhawatiran tersebut dan akan mengambil upaya lebih lanjut.

"Kami akan melipatgandakan upaya itu, tapi kami harus melakukannya dalam cara mempertahankan kekuatan khas pranata kami," katanya.

"Kekuatan itu mencakup kemampuan mempertahankan kesepakatan bangsa untuk menjaga politik bersih, mengandung tekanan rakyat, sementara tanggap akan kebutuhan rakyat," katanya.

PAP menang sekitar 69,9 persen suara, di atas 60.1 persen kemenangan dalam pemilihan umum terakhir pada 2011, tampilan terburuknya. Di parlemen terakhir, partai itu merebut 79 dari 87 kursi.

Ia merebut 83 dari 89 kursi di parlemen diperluas, sementara lawannya, Partai Buruh, mendapatkan enam kursi, kurang satu dari parlemen saat ini.

PAP mendapatkan keuntungan dari rasa patriotisme terilhami oleh peringatan 50 tahun kemerdekaan pada tahun ini dan penghormatan kepada pemimpin kemerdekaan negara itu dan mantan perdana menteri Lee Kuan Yew, yang meninggal pada Maret.

Lee adalah ayah perdana menteri saat ini.

Lee tua dipuji atas kebijakan ramah pasarnya, tapi dikecam di dalam dan luar negerinya atas kendali ketat terhadap pers, penentangan umum dan lawan politik.

"Hasil ini juga pertanda kuat kepercayaan diri kita bahwa warga Singapura pada masa pasca-Lee Kuan Yew mampu menemukan rumusan kemenangan, yang bisa membuat kita tetap maju dan berhasil," kata Perdana Menteri Lee, yang beberapa jam sebelumnya dijunjung pendukungnya, yang gembira saat hasil pemilihan umum itu diungkapkan.

Pemilihan umum itu diadakan di tengah peningkatan ancaman ekonomi dari perlambatan dan kegoyahan pasar uang Tiongkok. Bank DBS Singapura pada pekan ini memangkas perkiraan pertumbuhan Singapura menjadi 1,8 persen, di bawah perkiraan resmi 2-2,5 persen.

"Pada akhirnya, ada hal ini untuk keselamatan bagi ketidakpastian ekonomi," kata Eugene Tan, pengulas politik dan mahaguru di Universitas Manajemen Singapura.

Tahun pertumbuhan kuat mengubah Singapura menjadi simpul keuangan dunia dengan jalan dan mal bersih, taman terawat dan mutu hidup tidak tertandingi di Asia Tenggara.

Tapi, keberhasilan itu dan masuknya pekerja asing membuat harga rumah tinggi, angkutan umum penuh sesak dan kesenjangan pendapatan melebar, yang memicu kemarahan di antara banyak orang di kota dengan peringkat survai sebagai salah satu tempat paling mahal di dunia itu.

Partai lawan berharap mengambil keuntungan dari gerutuan itu dan menarik kerumunan besar dalam rapat umum, tempat calonnya memusatkan diri pada masalah dasar; pekerjaan, kesehatan dan perumahan.

PAP terpaksa bergeser sedikit ke kiri sesudah tampilan buruknya pada 2011 untuk mengatasi seruan berani lawan untuk kesepakatan lebih baik bagi pemilih kelas bawah dan menengah.

Pemerintah melancarkan gerakan asuransi kesehatan miliaran dolar (triliunan rupiah) untuk orang tua, memperkenalkan langkah mendinginkan pasar bangunan dan menahan aliran pekerja asing


 Sumber: www.monitorday.com
ngapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memberikan pidato kemenangan partainya dalam pemilihan umum pada Sabtu (12/9). Lee menyatakan kemenangan mereka sebagai tanda bahwa negara-kota tersebut telah menemukan rumus untuk tetap pada jalan keberhasilan setelah setengah abad merdeka.

Partai Aksi Rakyat (PAP), yang telah memerintah tanpa jeda sejak 1965, menepiskan tantangan oposisi dalam pemilihan umum yang disebut kali ini paling bersaing di negara itu.

PAP selalu diperkirakan menang, tapi partai lawan, yang bertarung di semua kursi untuk pertama kali, berharap bahwa kebencian rakyat atas pelebaran kesenjangan kekayaan, harga tinggi dan masalah perantau dari luar akan merusak kekuasaan politiknya.

Lee dalam jumpa pers-nya menyatakan pemerintahnya mengambil langkah untuk menangani kekhawatiran tersebut dan akan mengambil upaya lebih lanjut.

"Kami akan melipatgandakan upaya itu, tapi kami harus melakukannya dalam cara mempertahankan kekuatan khas pranata kami," katanya.

"Kekuatan itu mencakup kemampuan mempertahankan kesepakatan bangsa untuk menjaga politik bersih, mengandung tekanan rakyat, sementara tanggap akan kebutuhan rakyat," katanya.

PAP menang sekitar 69,9 persen suara, di atas 60.1 persen kemenangan dalam pemilihan umum terakhir pada 2011, tampilan terburuknya. Di parlemen terakhir, partai itu merebut 79 dari 87 kursi.

Ia merebut 83 dari 89 kursi di parlemen diperluas, sementara lawannya, Partai Buruh, mendapatkan enam kursi, kurang satu dari parlemen saat ini.

PAP mendapatkan keuntungan dari rasa patriotisme terilhami oleh peringatan 50 tahun kemerdekaan pada tahun ini dan penghormatan kepada pemimpin kemerdekaan negara itu dan mantan perdana menteri Lee Kuan Yew, yang meninggal pada Maret.

Lee adalah ayah perdana menteri saat ini.

Lee tua dipuji atas kebijakan ramah pasarnya, tapi dikecam di dalam dan luar negerinya atas kendali ketat terhadap pers, penentangan umum dan lawan politik.

"Hasil ini juga pertanda kuat kepercayaan diri kita bahwa warga Singapura pada masa pasca-Lee Kuan Yew mampu menemukan rumusan kemenangan, yang bisa membuat kita tetap maju dan berhasil," kata Perdana Menteri Lee, yang beberapa jam sebelumnya dijunjung pendukungnya, yang gembira saat hasil pemilihan umum itu diungkapkan.

Pemilihan umum itu diadakan di tengah peningkatan ancaman ekonomi dari perlambatan dan kegoyahan pasar uang Tiongkok. Bank DBS Singapura pada pekan ini memangkas perkiraan pertumbuhan Singapura menjadi 1,8 persen, di bawah perkiraan resmi 2-2,5 persen.

"Pada akhirnya, ada hal ini untuk keselamatan bagi ketidakpastian ekonomi," kata Eugene Tan, pengulas politik dan mahaguru di Universitas Manajemen Singapura.

Tahun pertumbuhan kuat mengubah Singapura menjadi simpul keuangan dunia dengan jalan dan mal bersih, taman terawat dan mutu hidup tidak tertandingi di Asia Tenggara.

Tapi, keberhasilan itu dan masuknya pekerja asing membuat harga rumah tinggi, angkutan umum penuh sesak dan kesenjangan pendapatan melebar, yang memicu kemarahan di antara banyak orang di kota dengan peringkat survai sebagai salah satu tempat paling mahal di dunia itu.

Partai lawan berharap mengambil keuntungan dari gerutuan itu dan menarik kerumunan besar dalam rapat umum, tempat calonnya memusatkan diri pada masalah dasar; pekerjaan, kesehatan dan perumahan.

PAP terpaksa bergeser sedikit ke kiri sesudah tampilan buruknya pada 2011 untuk mengatasi seruan berani lawan untuk kesepakatan lebih baik bagi pemilih kelas bawah dan menengah.

Pemerintah melancarkan gerakan asuransi kesehatan miliaran dolar (triliunan rupiah) untuk orang tua, memperkenalkan langkah mendinginkan pasar bangunan dan menahan aliran pekerja asing. - See more at: http://www.monitorday.com/detail/14046/menang-pemilu-pap-singapura-kokohkan-kekuasaan-sejak-1965#sthash.wgUmnmk3.dpuf

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama