Bogor l KNC : Sebanyak empat mahasiswa Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
memelopori inovasi pembuatan gula cair dari bahan baku kulit singkong.
“Gula cair dari kulit singkong mengandung energi lebih
rendah yakni kurang dari sepertiga dari energi yang terdapat dalam gula
pasir,” kata Farauq Arrahman, satu dari empat mahasiswa pelopor
pembuatan gula cair dari kulit singkong di Bogor, Kamis(3/9/15).
Keempat mahasiswa tersebut berasal dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB.
Farauq mengatakan, inovasi gula cair berbahan kulit singkong
dikerjakan bersama tiga teman lainnya yakni, Galih Nugraha, Putri
Vionita, dan Abdul Aziz.
Dikatakannya ide awal inovasi tersebut berasal dari Abdul
Aziz saat dimulainya Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) IPB yang
mengusulkan sejumlah ide untuk membuat sebuah inovasi.
“Berangkat dari konsep ‘zero waste’ kami melihat produksi
singkong Indonesia cukup besar, salah satunya di Ciluar, Bogor juga
terdapat sentra pengolahan singkong untuk tepung tapioka,” katanya.
Ia mengatakan, proses pembuatan gula cair dari kulit singkong juga cukup praktis.
Kulit singkong yang sudah direndam selama tiga hari di-”blender” dengan campuran air lalu diambil patinya.
Bubur kulit singkong yang sudah menjadi pati dimasukkan sejumlah enzim alfa-emilase.
Selanjutnya tahap sakarifikasi dengan cara pati yang telah
terpecah menjadi dekstrin didinginkan dari suhu 105 derajat Celcius
menjadi 60 derajat Celcius, kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca
sakarifikasi dengan penambahan enzim amiloglukosidase.
Setelah melalui proses sakarifikasi kemudian masuk ke dalam
proses pemucatan dengan arang aktif. Tahap selanjutnya, dilakukan
penyaringan dan proses penguapan (evaporasi) untuk memekatkan hasil gula
cair dari 30-35 brix sampai 43-80 brix.
“Gula cair kulit singkong ini mengandung energi 106 kilo
kalori per 100 gramnnya, sedangkan gula pasir mengandung 364 kkal per
100 gram,” kata Faraoq.
Lebih lanjut Putri Vionita menjelaskan, bila dibandingkan
dengan produk gula lainnnya kandungan kalori gula cair kulit singkong
lebih rendah dari gula lainnya, seperti gula aren mengadung 368 kkal/100
gram, gula kelapa 386 kkal/100 gram, dan bahan pemanis lainnya seperti
madu mengandung 294 kkal/100 g.
“Dari hasil uji komposisi gula mengandung HPLC, komposisi
gula cair kulit singkong mengandung fruktosa sebesar 4677.21 mg/1000g,
glukosa 24.62 mg/1000 g, maltosa 0.11 mg/1000g,” katanya.
Galih Nugraha menekankan, gula cair kulit singkong
menggunakan hidrolisis enzimatis dengan bantuan enzim alfa-amilasi dan
enzim amiloglukosidae merupakan gula cair fruktosa yang rendah kalori
yakni sebesar 106 kkal/100 g.
“Sehingga gula cair ini dapat digunakan untuk penderita diabetes yang menginginkan minuman manis,” katanya.
Selain kandungan lemak gula cair dari kulit singkong lebih
rendah, lanjut Galih, gula cair tersebut dapat menjadi alternatif
pengguna gula selain gula kelapa.
“Gula cair dari kulit singkong cocok digunakan untuk diet karena kandungan kalorinya yang rendah,” katanya.
Sementara itu Abdul Aziz menambakan, ide pembuatan gula cair
dari kulit singkong melihat besarnya potensi singkong yang diproduksi
oleh Indonesia, namun minimnya pemanfaatan terutama pada limbah
kulitnya.
Ia mengatakan, Indonesia termasuk lima negara penghasil
singkong terbesar di dunia. Angka BPS 2014 menyatakan produksi singkong
nasional mencapai 23.458.120 ton. Pengolahan singkong menghasilkan
limbah sekitar 15-20 persen dari berat umbi, dengan persentase lapisan
periderm sebesar 0,5-2 persen dan kulit bagian dalam (corteks) berwarna
putih mencapai 8-19,5 persen.
“Ini potensi yang besar jika kita mampu memproduksi gula cair
dari kulit singkong kenapa kita harus bergantung pada impor gula,”
katanya.
Sumber: inspirasibangsa.com
Posting Komentar