Jakarta l KNC : Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde
menilai perkembangan ekonomi global masih tetap mengkhawatirkan namun ia
meyakini Indonesia akan dapat melewatinya dengan baik.
“Perkembangan keuangan global masih tetap mengkhawatirkan, namun
Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi ini seperti
yang terjadi pada tahun 2013,” ujar Lagarde saat memberikan kuliah umum
di Gedung MM UI, Jakarta, Selasa (1/9/15).
Lagarde menuturkan, saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
tengah mengalami penurunan sampai di bawah 5 persen, namun ia menilai
hal itu tidak akan berlangsung permanen.
“Asalkan Indonesia membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru
berdasarkan potensi yang ada dengan pengelolaan kebijakan yang tepat,”
kata Lagarde.
Ia mengatakan, Indonesia perlu mencermati situasi perekonomian global
yang kini tengah diterpa sejumlah persoalan, karena dinilai akan
berdampak terhadap negara berkembang termasuk Indonesia.
Adapun beberapa isu ekonomi global yang perlu dicermati saat ini
yakni terkait penurunan pertumbuhan perekonomian Republik Rakyat
Tiongkok (RRT), perlambatan pertumbuhan perekonomian global, dan
membaiknya pertumbuhan Amerika Serikat.
“Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain, termasuk
Indonesia, dan Indonesia harus mengantisipasi berbagai proses perubahan
ini,” ujar Lagarde.
Lagarde menilai, perekonomian Tiongkok saat ini berada dalam masa
transisi di mana pemerintah setempat melakukan sejumlah penyesuaian
dalam perekonomiannya untuk menuju perekonomian berbasis pasar dan dalam
penyesuaian ke model pertumbuhan baru. Laju pertumbuhan ekonomi
Tiongkok diperkirakan akan melambat. Tiongkok memiliki instrumen
kebijakan dan kekuatan finansial yang cukup untuk mengelola transisi
itu.
“Namun demikian, Indonesia sebagai salah satu mitra utama Tiongkok
harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari proses transisi
tersebut,” kata Lagarde.
Lagarde menuturkan, pada saat yang bersamaan, harga komoditas di
pasar dunia kini sudah mengalami puncak penurunan dan diproyeksikan
harga-harga akan masih bertahan pada level saat ini. Kedua hal itu,
lanjutnya, berarti permintaan eksternal bagi Indonesia masih akan lemah.
Ia mengatakan, Indonesia juga perlu mengantisipasi pemulihan ekonomi
AS. Pemulihan itu akan menyebabkan The Fed sebagai bank sentral AS akan
menaikkan suku bunganya dan hal tersebut dapat menyebabkan gejolak atau
volatilitas keuangan global masih akan terus berlangsung
Sumber: inspirasibangsa.com
Posting Komentar